kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.328   26,00   0,16%
  • IDX 7.398   86,28   1,18%
  • KOMPAS100 1.045   8,58   0,83%
  • LQ45 789   3,60   0,46%
  • ISSI 248   5,04   2,07%
  • IDX30 409   1,66   0,41%
  • IDXHIDIV20 466   1,61   0,35%
  • IDX80 118   1,07   0,92%
  • IDXV30 119   0,63   0,53%
  • IDXQ30 130   0,11   0,08%

Visinema Siapkan Film Epik Sejarah Perang Jawa, Produksi Dimulai 2027


Senin, 21 Juli 2025 / 21:06 WIB
Visinema Siapkan Film Epik Sejarah Perang Jawa, Produksi Dimulai 2027
ILUSTRASI. Visinema resmi mengumumkan proyek film terbarunya berjudul Perang Jawa, sebuah film berlatar sejarah yang akan mengangkat perlawanan Pangeran Diponegoro melawan kolonialisme.


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Visinema resmi mengumumkan proyek film terbarunya berjudul Perang Jawa, sebuah film berlatar sejarah yang akan mengangkat perlawanan Pangeran Diponegoro melawan kolonialisme. 

Disutradarai langsung oleh Angga Dwimas Sasongko, Founder & CEO Visinema, film ini dijadwalkan mulai diproduksi pada awal 2027 dan digadang-gadang akan menjadi titik balik sinema sejarah Indonesia ke panggung global.

Diproduksi oleh Visinema Pictures, Perang Jawa tak hanya menjanjikan skala produksi yang megah, tetapi juga world-building yang autentik dan sinematik, serta pendekatan cerita yang menggugah. 

Proyek ini didukung oleh Gita Wirjawan sebagai produser eksekutif, serta melibatkan sejarawan dunia Peter Carey sebagai konsultan sejarah.

“Lewat Perang Jawa kami mengambil tantangan baru, sebuah epik perang yang berakar dari tanah Jawa, dengan skala dan intensitas sinematik setara film-film epik global,” ujar Angga saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin (21/7).

Ia menambahkan, film ini merupakan eksplorasi terbarunya sebagai sineas dan menjadi sajian penting bagi generasi muda Indonesia agar memahami dan meresapi nilai-nilai perjuangan, keyakinan, serta identitas bangsa.

Baca Juga: Kerja Sama KAI dengan Visinema, Balon Jumbo Kini Hadir di Stasiun Yogyakarta

Film ini terinspirasi dari gagasan Gita Wirjawan, host dan produser eksekutif acara Endgame. Menurut Gita, kisah Diponegoro bukan sekadar sejarah, melainkan kisah manusia yang sarat makna universal.

“Diponegoro tidak berjuang untuk takhta, tapi untuk harga diri, keyakinan, warisan budaya, dan kedaulatan. Melalui Perang Jawa, kami ingin mengangkat nilai-nilai ini dalam medium sinema, agar bisa dinikmati tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia,” ujarnya.

Angga mengungkapkan bahwa proses riset dan pengembangan film ini akan berlangsung selama kurang lebih dua tahun ke depan, dengan target rilis pada tahun 2028. 

Film ini berada dalam tahap awal pengembangan skenario yang ditulis oleh Ifan Ismail, penulis pemenang Piala Citra, dengan kolaborasi erat bersama Peter Carey.

“Film ini bukan proyek yang mudah. Kami ingin mengerjakannya dengan sepenuh hati dan kehati-hatian. Kami percaya bahwa hal-hal besar butuh waktu,” tutur Angga.

Baca Juga: Dirut PFN Ifan Beberkan Tantangan Industri Perfilman Indonesia Menuju Kancah Global

Peter Carey, yang telah mendedikasikan lebih dari setengah hidupnya untuk meneliti Pangeran Diponegoro, menyebut Perang Diponegoro sebagai salah satu peristiwa paling esensial dalam sejarah Asia Tenggara.

“Ini adalah titik balik dalam gerakan anti-kolonialisme. Namun belum pernah ada film yang menggambarkannya secara sinematik dengan skala yang layak. Ini momentum yang sangat penting,” ujar Carey.

Carey menyebut Diponegoro sebagai tokoh dengan spiritualitas tinggi, pemimpin perang, sekaligus penulis autobiografi yang andal. Materi historis yang kaya disebutnya sangat potensial untuk diterjemahkan menjadi sinema yang kuat dan relevan lintas zaman.

Pengumuman proyek Perang Jawa dilakukan tepat pada peringatan 200 tahun dimulainya Perang Diponegoro, yaitu pada 20 Juli 1825, saat pemerintah kolonial Belanda memaksakan pembangunan jalan di atas tanah leluhur Pangeran Diponegoro. Insiden itu menjadi pemicu salah satu perang terbesar dan paling berdarah dalam sejarah Nusantara.

“Kami ingin menciptakan pengalaman sinematik yang benar-benar baru, dengan dunia yang dibangun dengan detil dan penuh perhitungan. Mudah-mudahan film ini bisa menjadi karya yang menyegarkan dan bermakna bagi penonton,” tambah Angga.

Visinema sebelumnya sukses besar lewat film animasi Jumbo yang mencetak rekor jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah film Indonesia. Portofolio mereka juga mencakup film genre aksi dan heist seperti 13 Bom di Jakarta dan Mencuri Raden Saleh.

“Saya percaya penonton Indonesia cerdas dan punya rasa ingin tahu tinggi terhadap sejarah bangsanya sendiri. Perang Jawa adalah upaya kami untuk memperkenalkan Diponegoro lebih dalam kepada generasi hari ini,” pungkas Angga.

Baca Juga: Film Jumbo Tembus 10 Juta Penonton, Begini Kata CEO & Founder Visinema Pictures

Selanjutnya: WOM Finance Beberkan Tantangan yang Membayangi Multifinance hingga Akhir 2025

Menarik Dibaca: Sisa 11 Hari Lagi, Tiket Diskon Kereta Api Sudah Terjual 89%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×