Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) memandang prospek bisnis di tahun ini dengan sikap positif. Hal itu didorong oleh situasi penanganan Covid-19 di Indonesia yang terus menunjukkan tren perbaikan, termasuk di dalamnya pelaksanaan vaksinasi dan juga percepatan pemulihan ekonomi.
"Maka dari itu perseroan memandang prospek bisnis di sisa tahun 2021, pertumbuhan dengan target 10%-15% masih realistis dan optimis bisa dicapai," ungkap Sekretaris Perusahaan Wahana Interfood Nusantara Gendra Fachrurozi kepada Kontan.co.id, Kamis (28/10).
Memanfaatkan momentum tersebut, COCO pun terus berupaya melakukan sejumlah inovasi. Salah satu yang dijalankan adalah memaksimalkan platform e-commerce dan media sosial sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan.
Dia mengatakan, katalis positif juga hadir dengan adanya pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa dan Bali. Hal ini, kata dia, berdampak pada pembukaan dan pelonggaran mal-mal di seluruh Indonesia, sehingga penjualan produk COCO pun bisa ikut meningkat.
Baca Juga: Pinago Utama (PNGO) diuntungkan dengan kenaikan rata-rata harga komoditas karet
Demi menggenjot pertumbuhan bisnis ke depa, COCO berencana meningkatkan penetrasi produk dengan menambah area distribusi baru yang belum tersentuh oleh perusahaan. "Rencana ini akan diwujudkan dengan memanfaatkan kapabilitas distribusi yang perseroan miliki," sebut Gendra.
Selain itu, COCO juga ke depan akan masuk ke dalam lini distribusi sehingga perusahaan dapat mendistribusikan produk-produknya secara mandiri. Diversifikasi saluran distribusi menjadi sangat penting bagi COCO, selain untuk memitigasi risiko juga bisa saling menopang antar saluran distribusi yang ada.
Tak hanya itu, COCO pun berencana mengeluarkan produk baru yang relevan dengan permintaan pasar saat ini. Tidak lupa, Gendra juga bilang pihaknya bakal menerapkan transformasi digital, mulai dari proses administrasi, distribusi, hingga transaksi.
"Hal tersebut diharapkan dapat memperkecil peluang eror dan meningkatkan efektivitas perseroan. Dengan demikian, diharapkan transformasi ini dapat menjadi nilai tambah bagi stakeholder, pelanggan, dan supplier," pungkas Gendra.
Baca Juga: Kenaikan pendapatan dan penurunan beban membuat Indosat (ISAT) keluar dari kerugian
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, COCO tercatat membukukan penjualan neto sebesar Rp 102,98 miliar. Jumlah itu terkerek 116,52% dari semula Rp 47,56 miliar per 30 Juni 2020.
Dengan demikian, hingga Juni lalu COCO berhasil meruap laba neto tahun berjalan sebesar Rp 4,12 miliar. Jumlah itu terkerek 72,21% dari sebelumnya Rp 2,39 miliar pada Juni tahun lalu.
Selanjutnya: Mulia Industrindo (MLIA) berhasil menorehkan kinerja apik hingga September
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News