Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cuaca baik membuat produksi cengkih Indonesia tahun ini diperkirakan bakal mencapai 120.000 ton. Komoditas yang panen sekali setahun ini tengah memasuki masa panen hingga bulan Oktober mendatang. Namun demikian, harga cengkih masih belum pulih.
Sekjen Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI), I Ketut Budiman menjelaskan, tahun lalu cuaca buruk menyebabkan panen cengkih nyaris gagal total. "Kalau sekarang kondisi sudah normal saya perkirakan bisa kembali ke 110.000-120.000 ton," kata Ketut saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (23/7).
Ketut melanjutkan, produktivitas cengkih kini membaik dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, tahun lalu produksi cengkih dalam negeri kurang lebih sebanyak 15.000 ton.
Namun indikasi baik ini hanya karena tahun lalu cuaca sangat buruk, sehingga bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kinerja petani cengkih relatif stabil. Adapun secara umum, produktivitas lahan cengkih mencapai 200-250 kilogram (kg) per hektar (ha).
Mayoritas cengkih dipergunakan untuk konsumsi dalam negeri terutama pada industri rokok dan kretek. Menurut Ketut, angka ekspornya relatif sedikit sehingga efek lonjakan dollar Amerika Serikat (AS) tidak terlalu terasa di tingkat petani.
"Kalau untuk ekspor dan pengaruh dollar yang merasakan adalah pedagang trader, kalau kami di petani asal bisa dijual dulu," katanya.
Kini harga cengkih berada di kisaran Rp 90.000 per kg padahal dalam keadaan normal harganya berkisar di Rp 120.000-Rp 130.000 per kg. Ketut mengaku tidak mengetahui dengan pasti penyebab penurunan harganya, namun harga tersebut merupakan kondisi terendah sejak 2016 silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
