kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Wamen ESDM usul pertamax dioplos dengan premium


Rabu, 04 April 2012 / 12:17 WIB
Wamen ESDM usul pertamax dioplos dengan premium
ILUSTRASI. Kurs dollar-rupiah di BCA hari ini Senin 5 April, intip sebelum tukar valas. KONTAN/Baihaki/19/8/2014


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo, menawarkan ide pencampuran alias pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax beroktan 92 dengan premium bersubsidi beroktan 88.

Jika kedua BBM ini dicampur, maka akan menghasilkan BBM yang beroktan 90. Ia percaya, campuran yang disebut dengan premix ini akan banyak dibeli pelanggan.

"Tadi ada ide saya ngobrol dari beberapa teman gimana, kalau Pertamina itu menyediakan premix ron (oktan) 90. Jadi campuran antara BBM yang disubsidi (premium) ron 88 dengan pertamax ron 92," sebut Widjajono, seusai menghadiri diskusi terkait penggunaan bahan bakar gas untuk transportasi, di Jakarta, Rabu (4/4).

Mengenai harga jual, ia menyebutkan, harga tinggal diambil tengah-tengah antara harga premium Rp 4.500 dengan pertamax yang kini berada pada harga Rp 10.200 per liter. Dengan begitu, premix bisa dipasarkan dengan harga Rp 7.250 per liternya. "Harganya dibagi dua saja," tambah dia.

Dengan harga Rp 7.250, pemerintah tidak perlu lagi memberikan subsidi kepada premix. "Karena terus terang itu ada pasarnya. Di Indonesia, ada orang yang tidak mau pakai pertamax tetapi enggan pakai premium Rp 4.500 per liter karena tidak mau menerima uang negara terlalu banyak," sebut dia.

Widjajono menambahkan, ide ini belum disampaikan ke Pertamina. Tapi, kata dia, Pertamina tidak akan mau merugi jika ada premix. Masalah blending (pencampuran kedua jenis BBM) pun tidak sulit. "Saya sudah ngomong dengan eks-Pertamina," tambahnya.

"Ya kalau bisa secepatnya. Semakin cepat, subsidi itu berkurang," pungkas Widjajono. (Ester Meryana/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×