Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit menilai industri waralaba lokal siap menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA) 2015 mendatang.
Menurut Levita, para pelaku waralaba lokal sudah memiliki kompetensi yang memadai karena rata-rata dari mereka adalah anak muda lulusan sekolah luar negeri.
"Pelaku usaha waralaba saat ini orang muda, kebanyakan lulusan Amerika dan lainnya, mereka punya pengalaman, jadi bekal untuk menghadapi waralaba asing," ujar Levita pada Kamis (27/8).
Menurutnya, latar belakang pendidikan itu menjadi modal kuat bagi pelaku usaha waralaba lokal untuk bertahan menghadapi MEA. Menurut Levita, tak ada yang perlu ditakutkan dari MEA. Dengan masuknya waralaba asing di era MEA justru membuat waralaba Indonesia semakin baik.
"Kebanyakan waralaba di Indonesia mentalnya kalau tidak ada pesaing merasa paling jagoan sendiri. Tapi begitu ada pesaing, mereka akan terlecut, memaksa mereka kreatif dan melakukan inovasi," ujar Levita.
Seperti diketahui, saat ini Indonesia dipenuhi banyak brand waralaba asing. Levita mengatakan, dari total omzet waralaba Indonesia tahun lalu yang mencapai Rp 200 triliun, sekitar 60%-nya disumbang waralaba asing.
Di tengah gempuran waralaba asing, ada juga waralaba lokal yang ekspansi ke negara tetangga. "Bumbu Desa misalnya dia sudah buka di Malaysia, Singapura. Lalu ada The Andaru Spa juga sudah sampai ke Malaysia," ujar Levita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News