kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Warga Nusa Penida juga rasakan BBM satu harga


Minggu, 05 November 2017 / 16:52 WIB
Warga Nusa Penida juga rasakan BBM satu harga


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus membangun sejumlah titik penyaluran BBM Satu Harga. Kali ini, pemerintah membangun titik ke-27 BBM Satu Harga di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kompak yang baru beroperasi ini memiliki kapasitas tangki penyimpanan 20 kilo liter (kl) untuk Solar, 20 kl Premium, 20 kl Pertalite, 3 kl Pertamax dan Dexlite 5 kl. Pasokan BBM untuk SPBU ini berasal dari Terminal BBM Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. 

Peresmian lembaga penyalur ini pun dilakukan pada Sabtu (4/11) siang. I Made Sumitra, pecalang (petugas keamanan) di Banjar (Lingkungan) Nyuh Kukuh, Desa Ped, Nusa Penida, mengaku senang dengan adanya SPBU Kompak yang baru beroperasi ini.

 "Untung ada di sini, karena saya di daerah Nyuh Kukuh, dekat saya membeli bensin, ndak jauh ke sana (Desa Sintal) lagi. Apalagi kalau malam atau sore harus beli bensin, kan dekat. Ini juga kan untuk pariwisata," ujarnya dalam siaran pers pada Minggu (5/11).

SPBU Kompak ini memang memiliki jarak yang dekat dari Pelabuhan Nyuh di Nusa Penida, yakni 150 meter saja. Sebelumnya, telah ada dua SPBU lain yang beroperasi, satu di wilayah Sintal berjarak 6 kilometer dan di wilayah Ketapang berjarak sekitar 15 km dari Pelabuhan Nusa Penida. 

Tidak jauh berbeda dengan Sumitra, Made Natalia, pegawai di salah satu operator kapal cepat Sanur-Nusa Penida, menyebutkan bahwa adanya SPBU Kompak ini membantu operasional kapal cepat. Apalagi, sejak dulu sulit mencari bahan bakar.

Dia mengusulkan, ada SPBU lagi di pelabuhan, agar lebih dekat karena banyak kapal cepat yang membutuhkan bensin. “Dulu pernah kehabisan BBM, karena cuma ada dua SPBU, itu pun jauh-jauh sekali, kalau beli di pengecer Rp 7.000," jelasnya. 

Rekan Sumitra lainnya, Made Mudita, berharap daerah Nusa Penida tidak susah lagi untuk mendapatkan BBM. "Dulu sebelum ada SPBU ini, ada dua SPBU, tapi di Nusa Penida sering kehabisan (BBM). Mungkin karena banyak yang beli. Mudah-mudahan sekarang ini ada terus," harapnya. 

Pemerintah terus berupaya untuk mewujudkan energi berkeadilan, terutama untuk masyarakat di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), termasuk di Pulau Nusa Penida, agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. "Kegiatan perekonomian di Nusa Penida harus meningkat dengan adanya lembaga penyalur baru ini. Jadi itu yang diharapkan Pemerintah. Pemerintah menerapkan BBM Satu Harga ini bukan tanpa alasan, ini untuk me-leverage pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah 3T," tutur Anggota Komite BPH Migas M. Ibnu Fajar. 

"Saya melihat di Nusa Penida ini untuk wisata sudah cukup berkembang. Kita berharap akan lebih berkembang lagi. Semua itu berhubungan dengan energi. Energinya harus dipenuhi dulu, salah satunya BBM. Kita berharap ini jadi momentum yang bagus. Khususnya bagi masyarakat Nusa Penida, dan Kabupaten Klungkung pada umumnya, ini bisa secara cepat untuk pertumbuhan ekonominya, akan kita dorong," pungkas Ibnu.

Setelah di Nusa Penida, Pemerintah akan meresmikan 27 titik lainnya untuk memenuhi target 59 titik BBM Satu Harga di 2017. Tahun 2018, akan dibangun 52 penyalur di wilayah dengan infrastruktur dan laut terbatas sebanyak dan pada tahun 2019 akan dibangun 46 penyalur di wilayah dengan infrastruktur darat dan laut yang cukup sulit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×