Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemakaian listrik selama pandemi virus corona baru mengalami perubahan. PLN menyediakan subsidi atau diskon kepada beberapa jenis pelanggan.
Meski begitu, banyak warganet yang mengeluh harus membayar mahal untuk biaya listrik selama pandemi. Mereka mayoritas adalah pelanggan listrik golongan 900 VA. Salah satunya tampak di komentar cuitan @pln_123.
Ada yang menganggap PLN telah menaikkan tarif listrik golongan 900 VA karena pada April lalu memberikan subsidi bagi pelanggan R1-450 dan R1-900.
Pelaksana Harian Senior Manager General Affairs PLN UID Jakarta Raya M. Arief Mudhari menjelaskan, tarif listrik tidak naik di semua golongan.
Baca Juga: Memasuki Mei, begini cara mendapatkan token listrik gratis dan diskon 50%
"Pelanggan 900 VA ada dua, yang subsidi dan nonsubsidi. Rp/kWh keduanya beda. Tapi, enggak naik tarifnya, tetap sesuai yang tertera di (posting) Instagram PLN," katanya kepada Kompas.com, Jumat (1/5).
Tarif listrik tidak naik sejak 2017. Berikut ini perinciannya:
- Tegangan rendah: Rp 1.467/kWh R-1/900 VA
- RTM: Rp 1.352/kWh
- Tegangan menengah: Rp 1.115/kWh
- Tegangan tinggi: Rp 997/kWh
Lalu, bagaimana dengan keluhan warganet yang merasa tarif listrik miliknya naik baru-baru ini?
Baca Juga: PLN akan bebaskan tagihan listrik pelanggan industri kecil selama enam bulan
Arief mengatakan, pemakaian rumahtangga selama kerja dari rumah dan sekolah dari rumah rata-rata naik 1%-3%. Itu bisa terjadi karena anggota keluarga berkumpul di rumah.
Akibatnya, penggunaan barang-barang elektronik yang menyedot listrik ikut naik pula, seperti pemakaian televisi menjadi lebih lama, kipas angin terus menyala, CPU komputer terus-menerus, dan sejumlah keperluan lainnya.
Tapi, bagaimana dengan masyarakat yang tidak kerja dari rumah?