Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sepanjang tahun ini, PT Waskita Karya mengincar perolehan 120 proyek atau kontrak di sektor jalan tol, jembatan, bangunan, dan engineering, procurement, and construction (EPC). Total nilai kontrak tersebut diperkirakan mencapai Rp 17 triliun.
Kalau dirinci, sebesar Rp 11 triliun dari proyek baru dan Rp 6 triliun proyek bawaan (carry over) dari tahun lalu. Namun, Waskita tidak menggarap sendiri setiap proyek tersebut, melainkan menggandeng perusahaan lain.
Direktur Utama Waskita, M. Choliq optimistis, perusahaan dapat mencapai target perolehan kontrak hingga penghujung tahun ini. Ini lantaran Waskita membidik sebagian besar proyek infrastruktur milik BUMN. Tender proyek-proyek BUMN itu baru diumumkan pada semester II tahun ini.
"Memang siklus proyek-proyek konstruksi dan infrastruktur baru menanjak tajam di kuartal ketiga, lalu turun lagi di kuartal keempat," papar Choliq, Rabu (8/8).
Itulah sebabnya, perolehan kontrak baru biasanya memang tidak mencapai 50% di semester I, tapi akan menanjak di awal semester II. Sebagai gambaran, pada semester I tahun ini, perusahaan konstruksi milik pemerintah ini telah membukukan nilai kontrak (order book) sejumlah Rp 11 triliun.
Mayoritas kontrak itu merupakan proyek pemerintah dan BUMN, yang terdiri dari kontrak baru senilai Rp 6 triliun, dan kontrak carry over dari tahun sebelumnya sebesar Rp 5 triliun. Hanya saja, Choliq enggan merinci kontrak-kontrak baru yang dibidik perusahaan di paruh kedua 2012.
Adapun tahun ini, Waskita membidik pendapatan sebesar Rp 10 triliun, atau tumbuh 33% dibandingkan realisasi pendapatan tahun lalu, sebesar Rp 7,5 triliun.
Selain itu, Waskita juga mengincar laba bersih senilai Rp 240 miliar hingga penghujung tahun ini. Target laba itu tentu meningkat dibanding realisasi keuntungan tahun lalu yang hanya sebesar Rp 170 miliar.
Proyek tol
Hingga paruh pertama tahun ini, Waskita telah membukukan pendapatan senilai Rp 2,8 triliun. Jumlah itu setara dengan 28% target pendapatan sepanjang tahun ini. Sementara, realisasi laba bersih tercatat Rp 36 miliar, atau sudah mencapai 15% dari target laba tahun ini.
Kontribusi terbesar pendapatan pada semester I 2012, berasal dari proyek jalan tol. Disusul kontribusi dari proyek gedung dan dari sektor EPC.
Direktur Operasi II Waskita, Desy Arryani yakin, perusahaan bisa memenuhi target hingga akhir tahun ini. Pasalnya, kebutuhan untuk proyek infrastruktur pemerintah sangat tinggi, terutama proyek-proyek jalan tol.
Sekadar catatan, untuk periode 2011-2015, Waskita akan menangani proyek jalan tol di seluruh Indonesia sepanjang 1.000 kilometer. Nilai investasinya diperkirakan mencapai Rp 227,8 triliun.
Nah, salah satu proyek jalan tol yang sudah rampung digarap satu paket tol Semarang yang seluruhnya terdiri dari tiga paket. Itu artinya, masih ada dua paket yang bakal digarap Waskita.
Adapun di Nusa Dua, Bali, Waskita masih memegang dua paket proyek tol yang diperkirakan butuh investasi Rp 800 miliar. Sedangkan, proyek jalan tol JORR W2 Utara Seksi II dengan nilai kontrak Rp 2 triliun.
Desy menambahkan, perseroan juga telah mengantongi proyek tol Tanjung Priok Seksi E2 senilai Rp 1,1 triliun. Ada pula proyek jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawu (Cisumdawu) senilai US$ 100 juta. "Untuk proyek Cisumdawu, Waskita joint operation bersama China. Di proyek ini, Waskita hanya punya 10%," tuturnya.
Selain proyek tol, pada Juli lalu, Waskita juga memperoleh kontrak sebesar Rp 416,76 miliar untuk pengerjaan Jembatan Merah Putih di Maluku.
Perusahaan menggandeng PT Pembangunan Perumahan Tbk dan Wijaya Karya Tbk untuk menggarap proyek jembatan ini. Rencananya, jembatan ini akan selesai dalam waktu 870 hari, terhitung mulai Agustus 2012 hingga Desember 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News