Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Toll Road (WTR) akan menjual kepemilikannya di tiga ruas tol yang dimiliki peeusahaan lewat PT Waskita Tol Transjawa. Divestasi itu akan dilakukan lewat instrumen Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Adapun ketiga ruas tol tersebut adalah Kanci - Pajagan, Pajagan - Pemalang, dan Pasuruan - Probolinggo.
Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan (KSPP) Kementerian BUMN Ahmad Bambang mengungkapkan bahwa sejauh ini, RDPT Waskita Karya sudah mendapat surat efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Divestasi tiga ruas tol lewat RDPT itu membidik dana sekitar Rp 5 triliun.
"Investor yang berminat Taspen, Jamkrindo, Jasa Raharja, Asabri, Dana Pensiun dan beberapa perusahaan lain. Targetnya bisa peroleh dana kurang lebih Rp5 triliun," kata Ahmad Bambang dalam keterangan resminya, Selasa (27/3).
Sebelumnya, Direktur Utama WTR, Herwidiakto mengatakan, divestasi tiga ruas Tol Waskita Tol Transjawa itu akan terealisasi pada awal April 2018 mendatang. "Target kami tiga ruas tol di Pantura yang berada di bawah Waskita Tol Transjawa akan terealisasi. Minimal sudah MoU awal April," katanya pada KONTAN, Rabu (21/3).
Tiga tol tersebut merupkan bagian dari 7 tol di Trans Jawa yang akan dijual Waskita Toll Road dengan target dana Rp 10 triliun. Di luas Waskita Tol Transjawa, empat ruas lain yang akan dijual adalah Pemalang-batang, Batang-Semarang, Solo -Ngawi, dan Batang-Semarang.
WTR lebih fokus melego tiga ruas tol dibawah Waskita Tol Transjawa tersebut karena perusahaan memiliki porsi mayoritas di ketiganya. Sementara di empat ruas lainnya, WTR hanya menggenggam porsi minoritas jalan tol tersebut, sementara pemegang mayoritasnya adalah PT Jasa Marga Tbk.
Di luar Trans Jawa, WTR juga berencana menjual tiga ruas tol lain yaitu Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, dan Kayu Agung-Palembang-Betung masih belum menunjukkan perkembangan. Herwi mengatakan, banyak investor yang mengkaji untuk mengambil alih tetapi perkembangannya belum signifikan.
Minat investor paling tinggi terutama di Tol Becakayu. Menurut Herwi, ada banyak investor yang keluar masuk melakukan kajian untuk mengambil alih proyek itu baik perusahaan lokal maupun asing.
"Permasalahannya, belum seluruh ruas tol ini beroperasi, sehingga tidak mudah untuk menghitung LHR-nya. Investor-investor itu butuh kajian cukup lama. Kami persilahkan siapapun yang mau masuk, karena ini sifanya one on one," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News