kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada krisis daging segar di awal tahun 2017


Minggu, 09 Oktober 2016 / 19:12 WIB
Waspada krisis daging segar di awal tahun 2017


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah tampaknya terlalu percaya diri dengan daging sapi beku dan kerbau impor dapat menjadi komoditas alternatif pengganti daging sapi segar di pasaran. Kementerian Perdagangan sampai saat ini masih belum mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI) kepada 39 feedloter yang tergabung dalam Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo).

Sejak Kemdag menggulirkan kebijakan wajib impor sapi indukan sebesar 20% dari total volume impor sapi bakalan secara lisan hingga kini Kemdag belum mengeluarkan SPI untuk kuartal ketiga tahun 2016.

Padahal ke-39 Feedloter ini telah mengantongi rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk mengimpor total 150.000 ekor sapi bakalan selama kuartal ketiga untuk dipotong pada kuartal pertama tahun 2017.

"Seharusnya mulai bulan September impor sapi bakalan sudah masuk karena akan dipotong pada bulan Januari, waktu penggemukan itu empat bulan, tapi karena belum ada yang masuk maka kebutuhan daging sapi segar pada bulan Januari sudah pasti kosong," ujar Didiek Poerwanto Direktur Utama PT Karunia Alam Sentosa Abadi kepada KONTAN akhir pekan lalu.

Bila bulan Oktober ini, Kemdag juga tetap tidak akan mengeluarkan SPI untuk feedloter, maka untuk kebutuhan daging segar bulan Februari tahun 2017 juga akan kosong, dan demikian selanjutnya. Untuk itu, Didiek mendesak agar Kemdag memerhatikan kondisi ini, jangan sampai ketiga stok sapi kosong baru impor dibuka lebar.

Didiek menjelaskan, pihaknya bukan tidak mau mengimpor sapi indukan, tapi karena belum ada aturan tertulis yang mengharuskan feedloter wajib mengimpor sapi indukan. Apalagi saat ini, kandang dan semua infrastruktur yang dimiliki feedloter tidak siap untuk mengadakan sapi indukan.

"Kami sekarang dalam posisi menunggu SPI dari Kemdag karena kami sudah memenuhi semua syarat untuk mengimpor sapi bakalan sesuai dengan aturan dan Kemtan sudah memberikan rekomendasi," ujarnya.

Saat ini stok sapi bakalan di Karunia Alam Sentosa Abadi tinggal 2.800 ekor yang dipotong secara bertahap sampai bulan Desember yang akan datang. Sementara itu, pihaknya sudah mendapatkan rekomendasi impor sapi bakalan sebesar 3.450 ekor dari Kemtan yang sampai saat ini, SPI nya belum dikeluarkan Kemdag.

Hal senada juga dikatakan Achmad Direktur Utama PT Kadila Lestari Jaya mengatakan tidak mungkin feedloter langsung bisa berubah menjadi importir sapi indukan dalam waktu singkat. Kalau pun ada yang mau, ia menjamin bisnis mereka akan kolaps atau bangkrut. "Sebab secara teoritis, indukan itu memerlukan kandang yang besar dibandingkan sapi bakalan," ujarnya.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan peran feedloter dalam menentukan harga daging segar di daerah Jabodetabek dan Bandung Raya sangat besar. Karena selama ini para pedagang, mendapatkan pasokan daging sapi segar dari feeloter melalui Rumah Potong Hewan (RPH).

Bila terjadi kekosongan sapi bakalan tahun depan, maka ia memprediksi akan terjadi goncangan harga sapi di pasaran. Apalagi selama ini, daging sapi beku belum diminati masyarakat. Hal itu terlihat dari masih tingginya harga daging sapi segar meskipun daging beku sudah banyak yang masuk ke pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×