Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk semakin serius ingin mempercantik kinerja anak perusahaannya di bidang properti ini, PT Wijaya Karya Realty. Terbaru, perusahaan ini menambah anggaran modal untuk Wijaya Karya Realty Rp 150 miliar. Dus, total anggaran pengembangan bisnis properti menjadi Rp 600 miliar.
Wijaya Karya berharap, penambahan anggaran bisa memuluskan langkah Wijaya Karya Realty melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan berkode WIKA di BEI ini menargetkan empat hal dari penambahan anggaran.
Pertama, menambah jumlah lahan alias landbank di kota-kota besar. "Dengan pengembangan ini mungkin tahun 2015 bisa go public," kata Bintang Perbowo, Direktur Utama Wijaya Karya, akhir pekan lalu.
Sayangnya, Bintang belum mau membeberkan mana saja lokasi pengembangan usaha yang mereka bidik. Yang jelas, WIKA Realty sudah memiliki lahan sekitar 120 hektare (ha) yang tersebar di Bekasi, Samarinda (Kalimantan Timur) dan Bandung (Jawa Barat).
Kedua, menambah aset yang bisa memberikan recurring income atau pendapatan berulang. Jumlah aset ini bakal mempengaruhi potensi perolehan recurring income perusahaan ini.
Ketiga, mendukung penyelesaian pembangunan proyek properti hingga 80%, sebelum akhirnya dipasarkan. Dengan begitu, perusahaan ini bisa menjalankan peraturan Bank Indonesia tentang kredit konsumsi beragun properti di perbankan syariah yakni loan to value (LTV) dan financing to value (FTV) untuk kredit kepemilikan properti.
Asal tahu saja, Wijaya Karya Realty akan fokus menggarap proyek properti high rise. "Saat ini Wijaya Karya Realty menggarap 18 proyek," beber Natal Agrawan, Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya.
Keempat, Wijaya Karya menargetkan Wijaya Karya Realty mengantongi pendapatan jauh di atas Rp 1 triliun sebelum menjadi perusahaan publik. Pada 2013, bisnis properti baru mengantongi pendapatan sekitar Rp 1,13 triliun.
Pengembangan bisnis properti ini cuma salah satu bagian dari pekerjaan rumah Wijaya Karya. Perusahaan ini masih harus bekerja keras mengejar perolehan kontrak baru di semester II 2014. Sebab, di semester I, Wijaya Karya cuma mencatatkan perolehan kontrak Rp 6,7 triliun, atau 25,94% dari target kontrak baru Rp 25,83 triliun.
Perolehan kontrak baru ini tak sesuai target karena ada beberapa tender yang molor. Namun, Wijaya Karya tak akan merevisi target tahun ini. "Masih ada beberapa proyek besar yang bisa dicapai. Kami sudah bahas ke direktorat pemasaran sampai mana keterlambatan itu akan dikejar," kata Bintang.
Sepanjang tahun 2014, Wijaya Karya menargetkan total perolehan kontrak sebesar Rp 49,97 triliun, atau naik 28,56% dari pencapaian tahun lalu sebesar Rp 38,87 triliun. Adapun target tersebut terdiri dari target kontrak baru tahun ini Rp 25,83 triliun dan kontrak carry over dari tahun lalu Rp 24,14 triliun. Sementara dari sisi penjualan, perusahaan ini membidik angka Rp 18,82 triliun, atau naik sekitar 22,84% dari tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News