Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melirik proyek Pelabuhan Sorong di Papua Barat untuk penjajakan bisnis. Adji Firmanto, Direktur Keuangan Wijaya Karya mengatakan, perusahaan berminat menjadi investor sekaligus kontraktor untuk proyek yang ditangani PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II.
“Kami berminat kesana dan akan berkomunikasi dengan Pelindo II,” katanya, akhir pekan.
Perlu diketahui, Pelindo II bakal membangun pelabuhan di atas lahan seluas 7.500 hektare (ha) dengan nilai investasi mencapai Rp 3,5 triliun. Rencananya, proyek ini akan dibangun pada akhir tahun dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2017 atau tahun 2018.
Perusahaan konstruksi berplat merah ini tidak khawatir dengan pendanaan karena perusahaan masih memiliki sumber dana dari pinjaman bank sekitar Rp 2 triliun yang belum cair. Serta rencana penerbitan obligasi senilai Rp 1 triliun pada akhir tahun 2016.
Adji bilang, sambil menunggu proses penjajakan investasi dan konstruksi di Pelabuhan Sorong. Perusahaan berkode saham WIKA ini akan melaksanakan proyek kereta cepat atau high speed railways (HRS) Jakarta-Bandung pada semester II/2015 ini dengan porsi kepemilikan WIKA sebesar 60% pada proyek HSR tersebut.
Kondisi perekonomian yang tengah lesu tidak membuat Wijaya Karya merevisi target bisnis. Pasalnya, perusahaan akan menandatangani kontrak baru di kuartal IV/2015 dari kemenangan tender di kuartal III/2015.
“Kami membidik kontrak baru hingga Rp 31 triliun sampai akhi rtahun ini,” tambahnya.
Adapun, perusahaan telah memenuhi kontrak sebesar Rp 14 triliun per Juli 2015.
Meskipun tidak dapat menyampaikan spesifikasi kontrak-kontrak baru tersebut berasal dari mana saja, namun mayoritas kontrak untuk proyek pemerintah dan BUMN dengan porsi proyek di atas 50%, sisanya berasal dari swasta.
Dari rencana bisnis tersebut, perusahaan membidik pendapatan sebesar Rp 16 triliun pada akhir tahun 2015 atau tumbuh 33% dibandingkan Rp 12,46 triliun per akhir tahun 2014.
Sedangkan, target laba mencapai Rp 688 miliar pada akhir tahun 2015 atau tumbuh 11% dibandingkan posisi Rp 615,1 miliar pada akhir tahun 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News