kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wika Bitumen bidik pertumbuhan penjualan 50% tahun ini


Senin, 29 Januari 2018 / 20:50 WIB
Wika Bitumen bidik pertumbuhan penjualan 50% tahun ini


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bitumen (Wika Bitumen) memiliki rencana untuk menambah pabrik asbuton butir pada tahun ini. Namun begitu, pada tahun ini, komposisi pendapatan terbesar Wika Bitumen masih akan ditopang oleh produk bahan mentah. Adapun hingga akhir tahun ini, Wika Bitumen membidik pertumbuhan pendapatan hingga 50%.

Arifin Fahmi, Direktur Utama Wika Bitumen mengatakan, pihaknya masih memiliki rencana untuk kembali menambah pabrik guna memproduksi produk asbuton butir (granular). Menurut dia, permintaan domestik terhadap produk tersebut akan kembali meningkat seiring kerja sama yang dilakukan oleh perseroan dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jembatan dan Jalan (Pusjatan) di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menciptakan spek baru.

Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ini mengalokasikan dana senilai Rp 15 miliar untuk pembangunan satu pabrik dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 ton per tahun. Arifin bilang, meski tidak terlalu masif mengembangkan plant, permintaan dari dalam negeri akan naik. "Karena adanya spek terbaru dari Pusjatan, kemungkinan pasar dalam negeri juga akan naik," ungkap Arifin saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/1).

Maklum, lanjut Arifin, selama ini produk asbuton berbutir tidak banyak dipakai dalam untuk pembangunan jalan karena hanya dianggap sebagai filler atau campuran hot mix dengan persentase 3%. Dia berharap, dengan adanya spek baru yang diciptakan oleh Pusjatan, persentase campuran produk asbuton berbutir tersebut bisa lebih banyak.

Lebih lanjut Arifin menjelaskan, penggunaan asbuton berbutir oleh Kementerian PUPR selama ini masih sangat kecil, yakni sekitar 50.000 hingga 60.000 ton per tahun. Sementara kapasitas terpasang pabrik asbuton berbutir cukup besar.

Apalagi, pihak Kementerian PUPR masih belum cukup yakin dengan penggunaan Asbuton berbutir. Maklum, sebagai produk alam, asbuton berbutir memiliki persoalan dalam hal konsistensi mutu, harga, delivery time serta kemudahan aplikasi.

Untuk mengatasi persoalan itu, menurut Arifin, perusahaan aspal perlu menjaga kualitas melalui sertifikasi yang ditargetkan mulai berjalan tahun ini. Arifin menjelaskan, pihaknya sudah memiliki satu pabrik di Kabungka.

Adapun lahan yang tersedia di daerah tersebut, cukup untuk membangun tiga pabrik. "Kami sudah menyediakan lahan, bisa sampai tiga pabrik," ungkap dia.

Arifin memprediksi, pada tahun ini, pendapatan Wika Bitumen sebagian besar masih akan disumbang oleh penjualan bahan mentah yakni di atas 60% dan sisanya disumbang dari asbuton berbutir. Asbuton butir hanya memiliki kapasitas 20.000 ton per tahun, sementara asbuton murni mencapai 2.000 ton per tahun.

Adapun untuk bahan mentah, Wika Bitumen bisa memproduksi dengan kapasitas mencapai 500.000 ton per tahun. Dia menyebut, sampai akhir tahun ini, pihaknya bisa mencetak pertumbuhan pendapatan hingga 50% atau mencapai Rp 100 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×