kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wika Intrade dapat kontrak batubara US$ 170 triliun


Selasa, 09 November 2010 / 21:25 WIB
ILUSTRASI. Petugas Merapikan Mata Uang Rupiah


Reporter: Femi Adi Soempeno | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. PT Wika Intrade Energi, anak usaha PT Wijaya Karya berhasil memperoleh kontrak batubara dengan perusahaan asal China. Menurut Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya, Natal Agrawan mengatakan nilai kontrak yang digaet oleh Wika Intrade mencapai US$ 170 juta.

"Wika Intrade, salah satu anak perusahaan Wijaya Karya telah menandatangani kontrak pengadaan batubara dengan STIG Jiangshu Light and Textile," kata Natal.

Menurut Natal, Jiangshu Light and Textile adalah perusahaan BUMD yang berlokasi di Jiangshu dan anak usaha dari Jiangshu Guaxin Invesnment Group Limited (JSGX). JSGX saat ini memiliki dan mengoperasikan 23 pembangkit listrik di China. "Mereka banyak membutuhkan pasokan batubara. Tiap tahunnya mereka membutuhkan batubara sebanyak 43 juta ton," kata Natal.

Natal bercerita, nantinya Wika Intrade akan memasok batubara dengan volume antara 2 hingga 2,5 juta ton per tahun. Jumlah ini akan ditingkatkan secara bertahap hingga tidak kurang dari 5 juta ton. Sayang Natal tidak menyebutkan berapa besar kontrak jangka panjang pasokan batubara tersebut.

Ketua Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI), Bob Kamandanu mengatakan China memang membutuhkan banyak batubara. Oleh karenanya, batubara masih merupakan pasar ekspor yang berpotensial. "Pasar ekspor masih tetap ke India, China, Jepang, untuk kebutuhan power plant. Sementara konsumen domestik tetap didominasi PLN," kata Bob.

Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) optimistis produksi batu bara pada tahun 2010 mencapai 310 juta ton. Jumlah 310 ton itu merupakan target konservatif. Angka ini akan tenis meningkat menjadi 340 juta ton pada tahun 2011. Perkiraan itu jauh melebihi target yang telah ditentukan pemerintah yakni sebanyak 275 juta ton pada tahun 2010 dan 325 juta ton pada tahun 2011. Kenaikan itu berasal dari tambang-tambang besar yang tumbuh 5%-6% dibanding tahun lalu.

Hingga saat ini produksi batubara telah mencapai 260 juta ton, jauh lebih tinggi dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mencatat 200 juta ton. Berdasarkan data APBI, total produksi batubara di Indonesia pada tahun 2009 sebanyak 193,98 juta ton.

Produksi batubara nasional itu terus meningkat. Pada tahun 2008, produksi batu bara nasional hanya 175,3 juta ton, dibanding tahun 2007 sebanyak 148,8 juta ton. Dari jumlah produksi ini, sekitar 150 juta ton diekspor. Kaltim menjadi provinsi tertinggi dengan produksi batubara sebanyak 112,7 juta ton. Disusul Kalsel 69,7 juta ton, Bengkulu 22,7 juta ton, dan Sumsel 11,4 juta ton.

Sementara itu, menurut Kementerian ESDM, produksi batubara nasional sampai Kuartal III/2010 mencapai 206,2 juta ton atau 75% dari target sepanjang tahun yakni 275 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×