Reporter: Ali Imron | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kebutuhan aspal yang semakin meningkat membuat PT Wijaya Karya giat berekspansi. Asal tahu saja, kebutuhan aspal per tahun untuk infrastruktur nasional mencapai 1,5 juta ton aspal. Sementara Pertamina hanya sanggup memasok sekitar 900.000 ton aspal per tahun. Sisanya, mau tidak mau harus mengimpor dari luar negeri.
Dengan latar belakang itu, Wijaya Karya pun berani memutuskan untuk memproduksi aspal sendiri. Apalagi ada permintaan kebutuhan dari Departemen Pekerjaan Umum (PU) untuk memenuhi kebutuhan aspal. Mereka pun bersiap mendirikan pabrik di Buton, Sulawesi Tenggara.
Saat ini di Buton, terdapat cadangan aspal sekitar 50 sampai 80 juta ton. Aspal tersebut masih bercampur dengan bebatuan. Sehingga mereka berencana untuk melakukan proses pemisahan alias ekstraksi aspal sehingga mendapatkan aspal cair murni. “Dengan pendirian pabrik baru itu, kami berharap bisa melakukan proses ekstraksi hingga 600.000 ton per tahun,” tandas Presiden Direktur Wijaya Karya, Bintang Perbowo, Rabu (28/1) di Jakarta.
Nah guna keperluan itu, mereka akan menggelontorkan dana sebesar Rp 50 miliar. Dana tersebut ditujukan untuk persiapan, seperti feasibility study untuk proses pemisahan aspal tersebut. Nantinya, jika proses tersebut selesai, baru mereka akan mendirikan pabrik di akhir 2009. “Pendirian pabrik ini akan bekerjasama dengan BUMD Sarana Karya. Adapun dana itu nantinya bersumber dari capex 2009 sebesar Rp 250 miliar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
