Reporter: David Oliver Purba | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Tak semua perusahaan menilai penguatan dollar Amerika Serikat sebagai peluang untuk memperbesar pasar ekspor. PT Sayap Mas Utama alias Wings Food misalnya, memilih lebih banyak menggarap pasar domestik tahun ini.
Namun pilihan itu bukannya tanpa tantangan berupa perlambatan ekonomi di dalam negeri. Dus, produsen mi instan Sedaap tersebut membekali diri dengan tiga strategi agar dagangan tetap laku di pasaran.
Pertama, menambah depo penjualan. Depo penjualan adalah cabang penjualan besar Wings Food. Hingga awal Oktober 2015, perusahaan itu memiliki 140 depo. Dua depo baru mereka tambahkan pada tahun ini, yakni di Bekasi, Jawa Barat dan Aceh.
Kedua, membundel produk Wings Food dengan produk lain besutan Wings Group. "Ini juga strategi kami untuk mempertahankan harga jual. Hingga saat ini kami tak berencana menaikkan harga," terang Group Head of Marketing Beverages PT Sayap Mas Utama Aristo Kristandyo kepada KONTAN Kamis (8/10).
Ketiga, mengenjot penjualan produk Teh Javana. Manajemen Wings Food menyebutkan, performa produk teh tersebut terbaik di antara produk makanan dan minuman lain. Pertumbuhannya di atas 15%.
Sayangnya, manajemen Wings Food tak mau membeberkan alokasi investasi untuk menjalankan semua strategi tadi. Status sebagai perusahaan tertutup, menjadi alasan mereka. "Saat ini kami sudah cukup terbuka jika dibandingkan perusahaan tertutup yang lain, secara perlahan keterbukaan akan semakin lebar," alasan Aristo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News