Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kondisi ekonomi yang lesu sepanjang tahun ini memaksa PT Wintermar Offshore Marine Tbk mencari peruntungan ke kawasan regional. Perusahaan penunjang transportasi kegiatan lepas pantai ini (offshore) ini tengah berupaya mengoptimalkan utilisasi kapal mereka.
Menurut Pek Swan Layanto, Hubungan Investor Wintermar Offshore Marine, langkah ini terpaksa mereka ambil karena beberapa proyek kegiatan lepas pantai di tanah air tertunda. "Jadi kami mencari kesempatan bisnis untuk utilisasi kapal," katanya kepada KONTAN, Senin (12/10).
Kebetulan, perusahaan ini kerap mendapat order angkutan kegiatan lepas pantai di Brunei Darussalam selama dua tahun terakhir ini. Manajemen Wintermar pun akhirnya memutuskan memperluas pasar kegiatan tersebut di negara tetangga ini.
Supaya lancar, perusahaan berkode saham WINS ini membentuk lini bisnis anyar bernama Wintermar Sdn Bhd tahun ini juga. "Hasilnya terbilang positif," kata Pek Swan.
Saat ini, lini bisnis tersebut sudah banyak melayani penyewaan kapal secara on the spot di negeri tersebut Selain itu, ada satu kapal penunjang milik Wintermar yang sudah dikontrak selama satu tahun.
Namun, Pek Swan masih merahasiakan identitas klien berikut besaran nilai kontrak yang sudah dikantongi oleh Wintermar dari bisnis anyar tersebut. Ia hanya menyebut, kontribusi bisnis dari Wintermar Sdn Bhd masih kecil.
Meskipun porsi masih mini, perusahaan ini optimistis lini bisnis tersebut masih bisa mendapat tambahan kontrak kerja lagi tahun depan.
Melihat hasil yang positif, Wintermar pun berencana mengaplikasikan model bisnis ini ke negara lain yang sudah mereka masuki, seperti Malaysia, Vietnam, Myanmar serta Thailand. "Ini tergantung dari kami mendapat kontrak di mana (negara)," kata dia.
Kinerja belum membaik
Wintermar memang harus melakoni aksi usaha ini. Soalnya, hingga saat ini klien domestik yang bisa menyumbang pemasukan lebih dari 10% dari total pendapatan WINS tinggal satu perusahaan saja yaitu Eni Muara Bakau BV. Pemasukan dari perusahaan ini pada semester I-2015 mencapai Rp 11,83 miliar.
Melihat kondisi tersebut, tidak ada cara lain bagi Wintermar selain mengambil jurus berhemat, untuk menjaga performa bisnis sampai akhir tahun ini. Seperti pengaturan biaya kru kapal dan memangkas biaya operasional kapal yang dianggap tidak perlu.
Sayang, manajemen Wintermar tidak berani memprediksi target pendapatan sampai akhir tahun ini. Yang jelas, kinerja perusahaan masih akan sama lantaran harga minyak mentah dunia masih belum membaik.
Menurutnya, beberapa klien Wintermar yang merupakan perusahaan minyak dan gas (migas) terpaksa menurunkan anggaran belanja modal akibat tekanan harga minyak global.
Ia menghitung, harga minyak dunia masih belum bisa pulih dalam beberapa bulan ke depan. "Tahun depan baru ada harapan stabilisasi harga minyak sekitar semester II 2016," harap dia.
Harapan manajemen Wintermar ini memang ada dasarnya. Di semester I-2015, perusahaan ini rugi US$ 665.230. Padahal, di kuartal I-2015, WINS masih meraup untung US$ 76.120.
Adapun sumber pendapatan WINS di periode tersebut berasal dari jasa sewa kapal dan pelayaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News