Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen kantong semen dan karung plastik, PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) akan melakukan diversifikasi pasar pada tahun ini. Rencananya, YPAS akan membidik beberapa industri selain industri semen, tepung, pupuk, beras dan gula yang sebelumnya memang sudah disasar oleh YPAS.
Untuk memuluskan rencana tersebut, YPAS akan memproduksi produk high-end berkualitas food grade untuk produk-produk makanan dan produk berkualitas high grade untuk memproduksi kemasan Mortar, dan lain-lain.
Direktur Yanaprima Hastapersada Rinawati mengatakan, peluang pasar kantong semen dan karung plastik di industri semen, tepung dan pupuk sebenarnya masih terbuka lantaran adanya aksi korporasi berupa penambahan kapasitas dan pabrik baru yang dilakukan oleh pelaku di industri-industri tersebut.
Baca Juga: Pelaku industri menyambut rencana penurunan harga gas
Hanya saja, peluang tersebut datang dengan diiringi tantangan berupa turunnya harga bahan baku dari produk alternatif seperti misalnya kantong semen kertas akibat turunnya harga bahan baku kertas impor.
“Akibatnya, kantong semen plastik yang kami produksi sudah mulai sulit bersaing,” kata Rinawati kepada Kontan.co.id, pekan lalu (9/1).
Selagi upaya ini dilakukan, YPAS juga akan memaksimalkan pasar ekspor sebagai penyeimbang jika angka permintaan di pasar lokal mengalami penurunan.
Tantangan lainnya juga datang dari beban pengupahan. Dalam hal ini, selisih perbedaan antara besaran upah minimum provinsi (UMP) Jawa Timur dan Jawa Tengah yang kian membesar dirasa membuat ongkos produksi YPAS menjadi semakin berat. Maklum saja, pabrik YPAS memang berlokasi di Jawa Timur.
Sebagai gambaran perbandingan, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (05/11/19), besaran UMP Jawa Timur pada tahun 2020 adalah sebesar Rp 1.768.777,08. Sementara itu, besaran UMP Jawa Tengah ditetapkan sebesar Rp 1.742.015,22.
Baca Juga: Kemenperin realisasikan anggaran 2019 hingga 92%
Oleh karenanya, opsi pembangunan relokasi menjadi pilihan alternatif yang saat ini tengah dikaji oleh perseroan. “Pembangunan pabrik baru atau relokasi pabrik masih ada dalam perencanaan dan pematangan,” ujar Rinawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News