kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan berencana bagikan 15.000 ekor sapi indukan ke daerah


Jumat, 20 April 2018 / 16:45 WIB
Kemtan berencana bagikan 15.000 ekor sapi indukan ke daerah
ILUSTRASI. Peternakan sapi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) berencana untuk mengimpor 15.000 ekor sapi tahun ini. Nantinya, sapi yang diimpor tersebut akan dibagikan secara gratis peternak-peternak di berbagai wilayah melalui pemerintah daerah.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kemtan I Ketut Diarmita, mengatakan, sampai sekarang pengadaan ini masih dalam tahap lelang. Bahkan menurutnya, Kemtan pun dikawal oleh Tim Pengawal, Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D). "Kita tidak mau ada kesalahan dalam proses lelang," ujar Ketut kepada Kontan.co.id, Jumat (20/4).

Ketut berharap, pada Juni tahun ini sapi-sapi tersebut sudah mulai berdatangan dan bisa dibagikan ke masing-masing daerah. Meski begitu, Ketut mengatakan pengadaan 15.000 ekor ini masih sebatas rencana. Dia masih pesimis angka tersebtut dapat tercapai. Menurutnya, mendapatkan 10.000 ekor sapi indukan sudah merupakan capaian yang baik.

Sementara itu, Ketut pun berharap, pembagian sapi ini bisa memberikan kontribusi terhadap penambahan populasi sapi di Indonesia. "Jadi kami kasih 200 maunya dikebalikan 400. Artinya jangan sampai berkurang. Karena itu kami menginginkan ada hitam di atas putih dengan bupati atau gubernur yang bertanggung jawab," tambah Ketut.

Menurut Ketut, sapi ini dibagikan melalui pemerintah daerah karena mereka merupakan pihak yang paling dekat dengan peternak di masing-masing wilayah. Dia bilang, pemda akan bertanggung jawab dan mengawasi setiap sapi yang dibagikan.

Ketut pun menyampaikan, pemerintah akan memberikan anggaran kepada pemerintah daerah untuk menanam rumput sebagai pakan ternak. "Kalau diberikan ke masyarakat, takut hilang dan disalahgunakan. Tetapi dana tersebut peruntukannya rakyat," ujar Ketut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×