kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45915,19   -8,30   -0.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peritel pesimis cetak pertumbuhan bisnis 10%


Selasa, 11 Oktober 2016 / 15:33 WIB
Peritel pesimis cetak pertumbuhan bisnis 10%


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Penurunan daya beli masyarakat pada kuartal ketiga 2016 membuat was-was peritel. Sebagian peritel yang dihubungi KONTAN pesimistis bisa mengejar target penjualan tahun ini, yakni naik 10% ketimbang realisasi penjualan pada tahun 2015.

Menurut Tutum Rahanta, Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), tahun lalu penjualan ritel Rp 200 triliun. Artinya, target penjualan tahun ini dipatok Rp 220 triliun. "Daya beli masyarakat lesu," kata Tutum kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Tutum melihat, ada peluang kenaikan penjualan di 10 hari pertama Oktober 2016. Namun setelah waktu berlalu, kenaikan penjualan yang didambakan tersebut tak jua terjadi. "Secara natural awal Oktober ada tanda kenaikan, tapi tahun ini agak aneh," terang Tutum.

Meski begitu, Tutum masih melihat peluang bagi peritel mengejar pendapatan hingga akhir tahun. Adanya pengampunan pajak diharapkan bisa menjadi stimulan peritel. Produk ritel yang menjadi motor berasal dari sektor konsumsi. Adapun penjualan dari sektor sekunder, Tutum pesimistis bisa tumbuh akhir tahun ini.

Kondisi bisnis ritel yang lesu di kuartal III-2016 juga dijelaskan Dony S. Handoko, Commercial Food Director Lotte Mart. Bahkan, manajemen peritel asal Korea Selatan tersebut memproyeksikan kondisi yang sama terjadi lagi di kuartal empat. "Tahun ini agak berat," kata Dony.

Sejatinya, ada harapan kenaikan penjualan di akhir tahun, tepatnya di musim libur. Namun, Dony menilai, tak semua konsumen mau belanja di akhir tahun. "Justru konsumen menghabiskan dana untuk liburan," tambah Dony.

Meski terasa berat, tak menghalangi Lotte Mart melakukan ekspansi. Lotte Mart tetap menjalankan ekspansi sesuai rencana. "Sekarang kami sudah memiliki 14 hipermarket dan dua supermarket. "November dan Desember kami akan tambah dua hipermarket," pungkas Handoko

Sedendang seirama soal penjualan ritel juga disampaikan Wiwiek Yusuf, Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama. Namun Wiwiek bilang, pihaknya berusaha tetap tumbuh lebih dari ekspektasi. "Pernyataan Aprindo merupakan rangkuman para anggota," kata Wiwiek.

Menurut Wiwiek, pihaknya berharap bisa tumbuh lebih dari 10% dari tahun lalu. "Sampai akhir tahun ini, kami menargetkan bisa mengoperasikan 14.000 gerai," tambahnya.

Ritel online tumbuh

Berbeda dengan yang lain, Fernando Repi, Manajer Komunikasi Korporasi PT Matahari Putra Prima Tbk optimistis, penjualan tahun ini bisa tumbuh 12%-15% dari total transaksi 2015. Sayang, Fernando tidak memberikan perincian sumber kenaikan penjualan tersebut.

Asal tahu saja, MPPA belakangan agresif menggenjot penjualan online lewat Mataharimall.com. Senada dengan Fernando, peritel berbasis online lain seperti blibli.com juga optimistis menatap penjualan sepanjang tahun ini . "Penjualan kami di kuartal ketiga bisa naik tiga kali lipat," kata Kusumo Martanto, CEO Blibli.com.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×