kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alasan transportasi berbasis aplikasi lebih murah


Rabu, 23 Maret 2016 / 08:43 WIB
Alasan transportasi berbasis aplikasi lebih murah


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ricuh unjuk rasa yang terjadi hampir setengah hari, pada Selasa (22/3) kemarin menyadarkan kita semua pada dua hal.

Di satu pihak, ada urusan perut yang perlu diurus baik-baik oleh regulator. Sementara di sisi lain, menunjukkan bahwa pada hakikatnya konsumen ingin dimengerti dan dimudahkan.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang melesat, konsumen mengharapkan kemudahan-kemudahan dalam aktivitas konsumsi dan peningkatkan kualitas pelayanan.

Yang mengemuka berikutnya, adalah persoalan harga. Lantas apa yang membuat tarif transportasi berbasis aplikasi lebih murah dibandingkan konvensional?

Managing Director untuk GrabIndonesia, Ridzki Kramadibrata menyampaikan, tarif dari layanan yang ditawarkan GrabIndonesia pada konsumen sebenarnya terbagi menjadi dua.

Pertama, untuk layanan GrabTaxi, mereka tetap menggunakan perhitungan argo dari masing-masing perusahaan taksi tanpa ada campur tangan dari Grab.

Kedua, untuk layanan selain GrabTaxi misalnya GrabBike, GrabCar, dan GrabExpress, perusahaan menggunakan skema perhitungan tarif yang disepakati di muka berdasarkan kilometer dan faktor lain sebelum melakukan pemesanan.

"Jadi bukan sistem argo," ungkap Ridzki kepada kompas.com, Rabu (23/3).

Dari laman resmi www.grab.com, perhitungan tarif untuk layanan Grab Car memang terlihat bersahabat. Tarif dasar transportasi berbasis aplikasi ini hanya Rp 2.500.

Praktis, ini sudah lebih murah beberapa ribu dibandingkan dengan tarif buka pintu taksi konvensional yang sebesar Rp 7.500 dan Rp 6.500 untuk taksi berkode tarif bawah.

Selanjutnya, konsumen tinggal membayar tarif untuk setiap kilometer yang ditempuh dari tempat penjemputan sampai tempat tujuan atau pemberhentian. Adapun tarif per kilometernya sebesar Rp 3.500.

Sementara itu, ada ketentuan lainnya dari layanan Grab Car ini, yaitu tarif minimum Rp 10.000 serta surge maximum 5 kali.

Dengan penghitungan tarif demikian, tak heran jika dihitung-hitung, kocek yang dikeluarkan untuk menuju suatu tempat menjadi lebih murah dibandingkan transportasi konvensional.

Tapi, mungkin ada kekhawatiran, tarif perjalanan tiba-tiba melambung pada saat macet?

Untuk kondisi macet, GrabIndonesia memastikan biaya perjalanan menggunakan Grab Car tidak akan pernah berubah.

"Kamu hanya membayar biaya sesuai dengan yang tertera di aplikasi ketika melakukan pemesanan," tulis GrabIndonesia dalam laman situsnya.

Terakhir, layanan Grab Car tidak mengenakan biaya pembatalan order. Sementara itu, sama halnya dengan taksi konvensional, biaya lain di luar tarif perjalanan, seperti misalnya tarif jalan tol, tetap harus dibayar sendiri oleh konsumen. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×