kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antam: Smelter anoda tunggu kejelasan Freeport


Rabu, 22 Februari 2017 / 19:41 WIB
Antam: Smelter anoda tunggu kejelasan Freeport


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Aneka Tambang (Antam) menunggu kepastian keberlangsungan operasi tambang PT Freeport Indonesia (PTFI). Sebab, keberlangsungan operasi Freeport berkaitan dengan suplai anoda slime ke fasilitas pengolahan dan pemurnian alias smelter anoda slime yang akan dibangun di Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Adapun Antam memastikan proyek ini masih akan terus berjalan dan belum ada yang terpengaruh atas permasalahan yang dihadapkan oleh Freeport dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi an Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Kami masih menunggu kejelasan dari Freeport atas rencana operasinya. Dan, jangka pendek ini kami masih fokus pada bahan anoda slime yang telah dihasilkan di dalam negeri," ungkap Sekretaris Perusahaan Antam, Trenggono Sutioso, Rabu (22/2).

Jadi, kata Trenggono, belum ada keputusan apakah kerjasama dengan Freeport terkait suplai konsentrat ke PT Smelting akan dilanjutkan atau dihentikan. Yang kemudian, dari Smelting menghasilkan lumpur anoda dan akan diberikan ke smelter anoda yang bakal dibangun di Pulo Gadung, Jakarta Timur tersebut.

“Masih dibicarakan detail kerjasamanya, sehingga belum ada pengaruhnya oleh kondisi saat ini,“ katanya, Rabu (22/2).

Sayang, Trenggono masih enggan menjelaskan kepastian waktu pembangunan pabrik smelter itu. Hanya saja, sebelumnya, Direktur Pengembangan Antam Johan Nababan mengatakan, pada semester I 2017, merampungkan studi kelayakan atau feasibility study kelayakan bisnis dan analisis dampak lingkungan (Amdal).

Yang jelas, proses pembangunan akan memakan waktu sekitar delapan bulan. "Untuk konstruksi bisa dilakukan setelah definitive agreement," ungkapnya.

Seperti diketahui, Antam mengolah anode slime menjadi emas batangan. Perusahaan pelat merah itu merancang fasilitas pemurnian logam mulia dengan kapasitas pengolahan 6.000 ton anode slime per tahun.

Adapun nilai investasi pembangunan pabrik pemurnian logam mulia mencapai US$ 120 juta. Sumber dana investasi itu berasal hasil rights issue alias penerbitan saham baru serta dana penanaman modal negara (PMN).

“Pada prinsipnya kami siap membangun begitu ada kesepakatan jaminan suplai anoda slime,“ tegas Trenggono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×