kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awal tahun depan, Kayan Hydro bangun smelter


Jumat, 15 September 2017 / 18:11 WIB
Awal tahun depan, Kayan Hydro bangun smelter


Reporter: Cecylia Rura | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Dalam hasil rapat koordinasi yang diadakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan bersama Kepala BKPM Thomas Lembong terkait proyek smelter di Kalimantan Utara (Kaltara), Gubernur Kaltara Irianto Lambrie mengatakan PT Kayan Hydro Energy (KHE) diharapkan dapat melakukan konstruksi di awal tahun depan.

"Dengan catatan mereka sudah bisa melengkapi persyaratan untuk izin konstruksi bendungan yang diterbitkan oleh Menteri PU," kata Irianto di Gedung Menko Bidang Kemaritiman, Jumat (15/9).

Dalam proyek tersebut, akan dibuat total lima bendungan di mana bendungan tahap pertama akan menghasilkan 900 megawatt (MW). "Mereka nanti akan membangun lima bendungan yang keseluruhan menghasilkan 9000 MW, " lanjut Irianto.

Untuk satu bendungan membutuhkan waktu 4-5 tahun, Sehingga keseluruhan untuk lima bendungan diperlukan waktu 15-20 tahun. Oleh karena itu, Menko Kemaritiman meminta agar semua dapat terintegrasi jadi harus bersamaan dengan kawasan industri untuk pemanfaatan listriknya.

"Kalau Kayan (PT KHE) mulai tahun depan maka pada tahun 2020 Inalum (PT Inalum) akan mulai membangun pabriknya di situ, begitu juga dengan Tshingshan Group nanti akan ada sinkronisasi," kata Irianto.

Rencananya perusahaan yang akan membangun smelter PT KHE dan Tshingshan Group akan bertemu di Shanghai minggu depan

Irianto mengatakan, semua harus ada sinkronisasi dan mengkonsultasikannya kepada Menko selaku menteri yang ditugaskan presiden untuk mengimlementasikan kerja sama antara Indonesia dan China.

"Pak Menko selaku menteri yang ditugaskan oleh pak presiden untuk mengimplementasikan kerja sama Indonesia dan Tiongkok dalam rangka One Belt One Route (OBOR) yang nanti data pemerintah China akan memberikan investasi sebesar US$ 20 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×