kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ciputra bidik penjualan di luar negeri tumbuh 30%


Rabu, 20 Juni 2018 / 09:51 WIB
Ciputra bidik penjualan di luar negeri tumbuh 30%
ILUSTRASI.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ciputra Group terus melanjutkan pengembangan proyek properti di luar negeri. Saat ini pengembang tersebut tengah melakukan ekspansi di tiga negara, yakni Vietnam, Kamboja dan China, dengan membangun kawasan kota mandiri.

Di Vietnam, Ciputra Group mengembangkan dua proyek di kota Hanoi. Yaitu proyek kawasan kota mandiri seluas 300 hektare (ha) bertajuk Ciputra Hanoi International City. Satu lagi proyek mixed use yang terdiri dari hotel dan mall. Sedangkan di Kamboja, mengembangkan kawasan kota mandiri bertajuk Grand Phnom Penh International City di seluas 260 ha dan Grand Shenyang International City di China seluas 300 ha.

Ketiganya berkibar lewat bendera International City Holdings Limited. Tahun ini, Ciputra Group menargetkan penjualan proyek propertinya di tiga negara itu bisa mengalami pertumbuhan sekitar 20% sampai 30% dibandingkan tahun 2017. "Penjualan tahun lalu sekitar Rp 2 triliun," kata Agus Surja Widjaja, Direktur Ciputra Group kepada KONTAN, Senin (4/6).

Meski penjualan tiga proyek tersebut cukup besar, kontribusi ke Ciputra Group biasa saja. Pasalnya, kepemilikan saham perusahaan di International City Holdings Limited hanya minoritas yakni 7%.

Dari sisi pendapatan recurring, Ciputra mengoperasikan hotel di Hanoi lewat jaringan Pullman. Sedangkan di Ciputra Hanoi International City telah dibangun 1.200 unit rumah tapak dan 15 tower apartemen. Rencananya di kawasan kota mandiri itu akan dibangun 2.000 unit landed house dan 50 menara apartemen.

Total lahan yang sudah dikembangkan di Ciputra Hanoi International City sudah mencapai 50%. Kini, perusahaan ini sedang menggarap sekaligus memasarkan tiga tower apartemen di sana. "Penjualan proyek di Hanoi saat ini bagus karena pasarnya sangat kuat. Siklus properti di sana agak terbalik dengan Indonesia sekarang yang lesu, mereka justru naik," sebut Agus.

Sementara rumah tapak di Hanoi dijual mulai harga antara US$ 1 juta sampai US$ 2 juta, karena memang menyasar segmen menengah ke atas. Sedangkan apartemen dilego sekitar US$ 100.000 hingga US$ 300.000 per unit. Di Hanoi memang akan lebih banyak membangun apartemen, karena izin untuk pengembangan rumah tapak tidak mudah.

Sedangkan di Kamboja, akan dikembangkan lapangan golf dan perumahan yang dilengkapi dengan fasilitas komersial. Saat ini, lapangan golf seluas 60 ha dan water park telah selesai dibangun.

Untuk hunian sudah dibangun sebanyak 500 unit. Harga rumah dipasarkan mulai dari US$ 100.000 sampai US$ 500.000 per unit.

Di Shenyang, pada tahap pertama International City Holdings Limited akan mengembangkan satu klaster rumah tapak seluas 35 ha, Hunian di proyek ini dilego mulai US$ 100.000–US$ 300 juta per unit. Rencananya, di proyek ini tidak hanya akan dibangun landed house, tapi akan ada apartemen dan komersial di tahap berikutnya. "Mungkin lima tahun lagi kami akan mengembangkan apartemen," ujar Agus.

Dari tiga proyek tersebut, memang baru Ciputra Hanoi International City yang sudah dibangun. Sementara dua lagi masih dalam tahap pengembangan awal. Itu sebabnya, rencana International City Holdings Limited melantai di bursa saham Singapura yang pernah direncanakan tahun 2014 belum bisa terealisasi. Agus bilang, initial public offeering (IPO) akan dilakukan jika ketiga proyek tersebut sudah cukup matang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×