kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di blok Masela, Shell investasi US$ 20 miliar


Jumat, 08 Juni 2012 / 07:01 WIB
Di blok Masela, Shell investasi US$ 20 miliar
ILUSTRASI. Tanjiro siap bertarung di game terbaru Demon Slayer, segera rilis di konsol dan PC


Reporter: Yudho Winarto, Fitri Nur |

JAKARTA. Royal Dutch Shell Plc telah siap menggarap megaproyek blok gas alam Masela, Maluku. Raksasa perusahaan migas asal Belanda itu akan mengucurkan dana hingga US$ 20 miliar untuk mengembangkan blok tersebut.

"Dia akan melakukan investasi secara bertahap sampai lebih mencapai US$ 20 miliar," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rasaja usai mendampingi Presiden bertemu CEO Royal Dutch Shell. Peter Voser, Kamis (7/6).

Shell masuk ke Masela bersama Inpex Corporation asal Jepang dengan membentuk perusahaan afiliasi Inpex Masela. Inpex inilah yang menangani eksploitasi dan produksi migas blok Masela selama 30 tahun hingga tahun 2028.

Sekedar pengingat, pada Juli 2011, Inpex menjual 30% sahamnya kepada Shell Upstream Overseas Services (I) Ltd, anak usaha Royal Dutch Shell. Dus, saham Inpex di blok itu tinggal 60%, dan 10% lagi milik PT Energi Mega Persada Tbk.

Menurut Hatta, untuk tahap pertama nilai investasi yang dikucurkan sekitar US$ 15 miliar. "Mereka berharap 2013 sudah bekerja dan rampung 2018 dan 2019," katanya.

Namun, angka berbeda diungkapkan Deputi Pengendali Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Rudi Rubiandini. Ia menyatakan, sesuai plan of development (PoD) yang diajukan kepada BP Migas, nilai investasi proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Masela sebesar US$ 9 milair-US$ 10 miliar.

Kendati demikian, nilai itu bisa meningkat apabila nantinya ada penemuan cadangan baru. "Tentunya biaya pengembangan akan naik jauh di atas itu," ujar Rudi Rubiandini lewat pesan singkatnya, Kamis (7/6). Saat ini, cadangan gas di Lapangan Abadi, Masela, sebanyak 6,05 triliun kaki kubik (TCF).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik meminta target awal produksi dimajukan sampai 2017. "Nanti dalam perjalannya kita lihat mana celah yang bisa dipercepat," katanya.

Peter Voser menyatakan, Indonesia memiliki peran penting dalam strategi global Shell jangka panjang. "Kami berharap dapat terus bekerjasama dengan Indonesia sehingga kami bisa mengembangkan energi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun dunia," katanya.

Andil Shell di blok Masela menjadi langkah baru perusahaan di industri hulu migas Indonesia. Sebelumnya, Shell fokus di industri hilir migas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×