kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dibatasi di AS, baja Cina bisa serbu Indonesia


Jumat, 20 Mei 2016 / 18:31 WIB
Dibatasi di AS, baja Cina bisa serbu Indonesia


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pengetatan impor produk baja asal China di Amerika Serikat, tak langsung membuka peluang bagi perusahaan baja Indonesia di negeri paman Sam tersebut. Justru, hal itu membuka ancaman baru bagi industri baja Indonesia.

Menurut Dadang Danusiri, Direktur Marketing PT Krakatau Steel Tbk (KS), semakin produk China dibatasi di negara lain, maka ancamannya semakin besar untuk Indonesia. 

"Bahayanya, nanti Indonesia jadi incaran produk baja murah China. Maka kita harus segera melakukan aturan dumping bagi produk China," kata Dadang kepada KONTAN, Jumat (20/5).

Selama ini, kata Dadang, beberapa produk baja China sudah menyerbu Indonesia dan yang baru kena dumping sebatas produk HRC dan BRC.

Jika tak memperluas aturan dumping, Dadang meyakini, seluruh produk baja China akan masuk. Apalagi, setengah produksi baja global, berasal dari China.

Dadang juga berharap, pemerintah segera melindungi produk baja asal Indonesia mulai dari hulu hingga hilir. "Jadi tak cuma di hulu saja, produk turunan baja seperti seng, galfanis, paku, dan lainnya juga harus segera dilindungi," ujar Dadang.

KS sendiri tidak bisa masuk ke pasar AS karena sudah terkena aturan dumping sebesar 70% sejak 10 tahun lalu. Dan hingga saat ini, kata Dadang, pengenaan dumping dari AS pun terus diperpanjang masa waktunya.

Untuk itu, Dadang menegaskan, KS lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan nasional. "Kalau pun ekspor, biasanya karena di domestik tidak terserap," tambah Dadang.

Selama ini negara-negara tujuan ekspor KS antara lain Malaysia dan Australia. Adapun porsi penjualan ekspor KS masih berkisar 10% dari total penjualan. "Kami tetap fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri," jelas Dadang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×