kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirut PLN Indonesia Power Paparkan Strategi Dongkrak Energi Baru Terbarukan


Selasa, 07 Mei 2024 / 09:39 WIB
Dirut PLN Indonesia Power Paparkan Strategi Dongkrak Energi Baru Terbarukan
ILUSTRASI. PLN Indonesia Power memanfaatkan energi terbarukan dalam mempersiapkan pemenuhan kebutuhan listrik di masa depan.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) jadi salah satu andalan PLN Indonesia Power (PLN IP) dalam mempersiapkan pemenuhan kebutuhan listrik di masa mendatang. 

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra saat membahas transisi energi dalam forum Asia Pacific Energy Talks yang digelar di Indonesia. 

Forum ini merupakan agenda tahunan yang digelar oleh Siemens Energy dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) bersama pemangku kepentingan di negara-negara Asia Pasifik termasuk Indonesia, untuk membahas berbagai isu di sektor energi. 

Baca Juga: Penyediaan SPKLU Hasil Kerja Sama PLN dan Mitra Swasta Terus Meningkat

Edwin mengatakan, untuk menuju net zero emission bukan suatu hal yang mudah, sebab itu sebagai Subholding PLN Indonesia Power berupaya keras untuk mencapainya.

"PLN sudah dan terus berupaya keras untuk membuat solusi strategi energi terbaik untuk transisi energi," kata Edwin dalam keterangan resmi, Senin (6/5). 

Edwin mengungkapkan, PLN Indonesia Power tidak hanya memikirkan pemenuhan listrik saat ini tetapi juga masa yang akan datang. Pihaknya pun telah menyiapkan berbagai strategi pengembangan EBT untuk memenuhi kebutuhan listrik 35 tahun ke depan.

"35 tahun dari sekarang beban akan sangat tinggi, jadi kami perlu melihat energi baru terbarukan yang mungkin tersedia di Indonesia," ujar Edwin.

Menurut Edwin, dengan mempertimbangkan berbagai hal, pengembangan EBT yang disiapkan PLN IP saat ini memang belum cocok diterapkan. Dengan begitu penerapannya ke depan seiring dengan perkembangan teknologi, sehingga bisa realistis digunakan.

"Saat ini kami sudah mulai mengenalkan EBT hidro, panas bumi, nuklir dan cofiring amonia. Namun ini belum dapat digunakan sekarang, karena akan berdampak pada kenaikan biaya listrik. Jadi kami menunggu kematangan teknologi dan kemudian kami akan menggunakannya untuk menekan emisi karbon," ucap Edwin.

Edwin mengungkapkan, sebagai langkah awal dalam mencapai target NZE, PLN Indonesia Power pun telah merancang strategi pengembangan EBT melalui proyek Hijaunesia 2023.

Baca Juga: PLN Indonesia Power Targetkan Carbon Trading Meningkat Dua Kali Lipat

Menurut Edwin dalam proyek Hijaunesia 2023 PLN IP memprioritaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan total kapasitas 1.055 MW melalui skema Strategic Partnership.

"Melalui inisiatif ini kita genjot pengembangan EBT yang telah tercantum dalam RUPTL 2021 – 2030, dengan kapasitas total mencapai 1.055 MW," kata Edwin.

PLN IP akan mengakselerasi pembangunan PLTS yang ada di 5 lokasi dengan total kapasitas 500 MW, dengan target proses pembangunan hingga Commercial Operation Date (COD) lebih cepat dari yang pernah dilakukan.

"Pembangunan pembangkit tersebut dengan proses paralel antara lain pra-seleksi mitra termasuk kontraktor EPC, pemilihan lender, dan proses perizinan," pungkas Edwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×