kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diterpa BMAD, produsen AMDK ADES tetap optimistis genjot bisnis tahun ini


Rabu, 02 Mei 2018 / 18:27 WIB
Diterpa BMAD, produsen AMDK ADES tetap optimistis genjot bisnis tahun ini
ILUSTRASI. Nestle Pure Life - Akasha Wira


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menilai putusan pemerintah dalam penerapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap impor polyethylene terephthalate (PET) akan mempengaruhi secara langsung pertumbuhan industri tersebut.

PET dikenal sebagai bahan baku utama botol plastik, dimana produsen minuman dalam kemasan mengandalkan bahan baku tersebut. Sebelumnya Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) mengusulkan pengenaan pajak antara 5%-26% terhadap bahan baku plastik kemasan selama lima tahun.

Wisnu Adjie, Direktur PT Akasha Wira International Tbk (ADES) menilai pemberian BMAD ini akan semakin memberatkan, lantaran harga bahan baku PET telah naik sebelumnya. "Saat ini bahan kemasan sedang naik karena kenaikan permintaan di China jadi kalau ditambah BMAD produk kami menjadi tambah mahal," ucapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (2/5).

Sayangnya produsen AMDK dengan merek Pure Life ini tak merinci berapa persen kenaikan harga bahan kemasan. Namun menilik laporan keuangan perseroan di kuartal I-2018 beban dari kemasan dan bahan pembantu tercatat mencapai Rp 51 miliar, naik 54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 33 miliar.

Sehingga kata Wisnu, produsen pasti akan melakukan penyesuaian harga produk secepatnya. "Biaya tersebut akan dibebankan ke konsumen pada waktunya," tegas Wisnu.

Pendapatan bersih ADES sampai kuartal I-2018 sebesar Rp 186 miliar, turun 3% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 lalu Rp 196 miliar. Sedangkan penjualan AMDK ikut turun 5% dari Rp 122 miliar di kuartal I-2017 menjadi Rp 115 miliar di kuartal I-2018.

Wisnu mengakui, persaingan di AMDK semakin ketat, apalagi dengan makin banyaknya pemain baru di industri tersebut. "Namun kami tetap optimistis sebab punya brand yang sudah dikenal, yakni Nestle Pure Life," katanya.

Perseroan masih optimis melihat potensi pasar AMDK yang tiap tahunnya diperkirakan bisa tumbuh 7%-8%. ADES menilai adanya perubahan perilaku konsumen dan market menyebabkan pasar AMDK lebih dinamis. "Saat ini sudah banyak convenience store, sehingga barang sudah tidak banyak tertumpuk di gudang, konsumen pun lebih ke arah neighboorhood store, kapan dia butuh dia beli," sebut Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×