kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,47   2,12   0.23%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor batik tembus US$ 51,5 juta hingga Oktober


Rabu, 20 Desember 2017 / 20:35 WIB
Ekspor batik tembus US$ 51,5 juta hingga Oktober


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri batik telah berperan penting bagi perekonomian nasional. Kementerian Perindustrian mencatat nilai ekspor batik dan produk batik sampai dengan bulan Oktober 2017 mencapai US$ 51,15 juta dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Eropa.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Gati Wibawaningsih mengatakan perdagangan produk pakaian jadi dunia yang mencapai US$ 442 miliar menjadi peluang besar bagi industri batik untuk meningkatkan pangsa pasarnya, mengingat batik sebagai salah satu bahan baku produk pakaian jadi.

“Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional. Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia. Batik telah bertransformasi menjadi berbagai bentuk fesyen, kerajinan dan home decoration yang telah mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat dari berbagai kelompok usia dan mata pencaharian di dalam dan luar negeri,” ucap Gati dalam keterangan tertulis pada Rabu (20/12).

Sampai saat ini diketahui industri batik didominasi oleh industri kecil dan menengah yang tersebar di 101 sentra yang sebagian besar tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan D.I Yogyakarta.

Gati mengatakan untuk meningkatkan akses pasar Kementerian Perindustrian juga memiliki program e-Smart IKM yang bekerja sama dengan beberapa marketplace. Melalui program e-Smart ini produk batik di dorong untuk memasuki pasar online, sehingga memiliki jangkauan pasar yang lebih luas karena dapat diakses oleh konsumen dari berbagai daerah.

“Kami juga mendorong agar para perajin batik untuk memperoleh berbagai fasilitas pembiayaan seperti KUR, LPEI dan insentif lainnya untuk memperkuat struktur modalnya. Dengan demikian, diharapkan industri batik nasional dapat tumbuh signifikan dan daya saingnya meningkat,” tambahnya.

Gati berharap pengembangan industri batik nasional terus terjalin kolaborasi dan sinergi antara Akademisi, Pelaku Usaha, Pemerintah, Komunitas. “Hal ini sangat penting karena setiap stakeholder tersebut memiliki peran yang berbeda, sehingga dengan kolaborasi ini pengembangan industri batik akan terintergrasi dan sustainable dari hulu sampai ke hilir,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×