kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Freeport: Lapangan terbang Aroanop beroperasi 2016


Rabu, 28 Oktober 2015 / 16:24 WIB
Freeport: Lapangan terbang Aroanop beroperasi 2016


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Freeport Indonesia menargetkan lapangan terbang (Lapter) Ainggonggin di Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika bisa dioperasikan pada 2016.

"Target kami 2016 sudah bisa dioperasikan. Saat ini pekerjaan jalan terus, apalagi cuaca panas selama ini cukup mendukung," kata Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Social & Local Outreach Development (SLD) Claus Wamafma, Rabu (28/10).

Ia mengatakan, kini pekerjaan difokuskan untuk menimbun sisi utara Lapter Aroanop sejauh 200 meter. Sebagian lahan harus ditimbun dengan material keras karena lapisan tanah pada bagian dasar cukup rawan longsor.

Selain itu, tim dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Mimika memberikan rekomendasi agar Lapter Aroanop tersebut memiliki kemiringan hingga delapan derajat.

"Beberapa pekan lalu saya ke Aroanop. Penimbunan sudah melewati lokasi yang paling parah," jelas Claus.

Menurut dia, tim pekerja Lapter Aroanop masih menunggu kajian lebih lanjut dari Dishubkominfo Mimika, apakah semua pekerjaan yang telah dituntaskan sudah sesuai rekomendasi sebelumnya.

Lapter Aroanop tersebut nantinya diproyeksikan akan memiliki panjang landas pacu hingga 600 meter dan lebar 45 meter sehingga bisa didarati pesawat jenis Twin Otter atau Cesna Grand Caravan.

Claus mengatakan pembangunan Lapter Aroanop maupun Lapter Mulu di Kampung Tsinga yang telah beroperasi sejak 2011 merupakan bagian dari komitmen PT Freeport untuk masyarakat asli Suku Amungme di sekitar area pertambangan.

Program yang dinamakan 'Program Tiga Desa' itu telah dilaksanakan oleh PT Freeport sejak periode 2000-2001.

Melalui program itu, Freeport membangun rumah-rumah sehat masyarakat, gedung sekolah, fasilitas kesehatan, rumah ibadah, koperasi, sarana air bersih, penerangan, jembatan gantung antarkampung, lapangan terbang dan lainnya bagi masyarakat yang bermukim di tiga kampung utama sekitar area pertambangan yaitu Waa-Banti, Aroanop dan Tsinga.

Manajer Community Realition Community Liaison Officer (CLO) PT Freeport Nathan Kum beberapa waktu lalu mengatakan keberadaan lapangan terbang di Aroanop dan Tsinga sangat penting untuk memudahkan aksesibilitas masyarakat setempat.

Sekalipun dalam pelaksanaan, pembangunan kedua Lapter tersebut memerlukan biaya yang cukup mahal lantaran kondisi medan yang sulit dan terjal.

Hingga kini, katanya, satu-satu moda transportasi yang bisa menjangkau Aroanop yang mencakup tujuh kampung kecil di sekitar itu hanya menggunakan helikopter dengan waktu tempuh sekitar 15-20 menit dari Timika.

Adapun akses transportasi darat belum mampu menjangkau wilayah itu yang dikitari gunung-gunung terjal, ngarai dan hutan belantara.

"Ini untuk kepentingan jangka panjang. Suatu kelak, perusahaan pasti tidak ada lagi di sini sehingga dari sekarang harus dipikirkan bagaimana solusi bagi masyarakat Aroanop untuk bisa berhubungan dengan dunia luar," tutur Nathan yang merupakan putra asli Suku Amungme itu.

Dengan dibangunnya lapangan terbang di Aroanop, katanya, maka ke depan pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, pemerintahan dan sektor ekonomi masyarakat bisa lebih meningkat.

"Ini akses utama yang sangat penting untuk melayani masyarakat Aroanop dan kampung-kampung di sekitarnya. Kalau dari sekarang tidak dibangun lapangan terbang, masyarakat kami selama-lamanya tetap akan tertinggal," tutur Nathan.

Pekerjaan pembangunan lapangan terbang Aroanop tersebut juga melibatkan sejumlah pekerja dari Grasberg Operation PT Freeport, kru Program Tiga Desa CLO dan warga lokal.

Untuk membangun lapangan terbang di kampung terpencil itu, PT Freeport memobilisasi sejumlah peralatannya dari Timika dan Tembagapura seperti dozer, eskavator, truk artikulet, kompak dan loader.

Komponen-komponen utama peralatan tersebut diangkut dengan helikopter ke Aroanop dan dirakit kembali di Aroanop untuk pengerjaan lapangan terbang tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×