kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45998,34   4,74   0.48%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Garap proyek listrik, Pertamina mencari utang


Senin, 23 Juli 2018 / 07:29 WIB
Garap proyek listrik, Pertamina mencari utang
ILUSTRASI. PLTP Unit 5 dan 6 Area Lahendong


Reporter: Azis Husaini, Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kini, PT Pertamina masih berupaya mencari dana untuk menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 berkapasitas 1.760 Megawatt (MW). Di proyek ini, setidaknya, Pertamina membutuhkan pinjaman 80% dari nilai investasi US$ 1,8 miliar. Proyek pembangkit itu akan dibangun di Cilamaya, Jawa Barat, dekat dengan wilayah operasi Blok ONWJ.

Untuk memuluskan proyek PLTGU Jawa-1, kabar yang sampai ke KONTAN, Pertamina menggadaikan Blok Offshore North West Java (Blok ONWJ) kepada kreditur. Blok kelolaan PT Pertamina ONWJ dan BUMD Jabar yang baru saja diperpanjang 20 tahun ke depan ini bakal dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman bank internasional.

Bank internasional meminta jaminan aset kepada konsorsium PLTGU Jawa-1, yakni Pertamina-Marubeni-Sojitz agar utang bisa mengucur ke konsorisum.

Sejatinya, Pertamina baru saja mendapatkan persetujuan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk melepas sebagian saham di blok-blok migas dan proyek kilang migas, terutama RDMP Cilacap dan Balikpapan. Persetujuan Menteri BUMN disebut-sebut menjadi dasar Pertamina untuk menjaminkan aset demi memperoleh pendanaan untuk sejumlah proyek Pertamina.

Namun Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman langsung membantah informasi tersebut. Pertamina tak menjaminkan aset Blok ONWJ demi mendapatkan pinjaman untuk proyek PLTGU Jawa I. "Tidak benar," tegas Arief ke KONTAN,Kamis (19/7).

Hanya saja, menurut Arief, Pertamina bersama konsorsium proyek PLTGU Jawa-1 masih memfinalisasi proses pinjaman agar bisa membiayai proyek pembangkit listrik tersebut. Dia berharap proses pencarian pinjaman selesai sebelum target financial close yang ditetapkan PLN. "Masih finalisasi, kami harap bisa close sesuai komitmen ke PLN," kata Arief.

PLN menargetkan financial close selesai pada September 2018. Pertamina sempat memajukan target tersebut menjadi Juli 2018. Namun hingga kini Pertamina belum juga menyelesaikan financial close proyek PLTGU Jawa-1.

Ginanjar, Direktur Utama PT Jawa Satu Power, mengatakan sejauh ini konsorsium Pertamina terus melakukan pembicaraan secara insentif dengan lender agar financial close bisa selesai setidaknya sesuai dengan target yang ditetapkan PLN.

"Target sesuai ketentuan PLN pada bulan September, saat itu kami usahakan supaya mendapatkan bulan Juli. Tapi yang penting progresnya bagus, lenders juga sangat supportive terhadap proyek ini," imbuh dia kepada KONTAN, Minggu (22/7).

Konsorsium Pertamina, Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation telah melakukan penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT PLN untuk proyek PLTGU Jawa-1 pada Selasa (31/1) awal tahun ini di Jakarta. PLTGU Jawa-1 berkapasitas 1.760 MW dengan investasi senilai US$1,8 miliar.

PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit listrik berbasis gas pertama di Asia yang mengintegrasikan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) dengan PLTGU Combined Cycle Gas Turbine (CCGT). PLTGU ini akan berdiri di Cilamaya, Jawa Barat. Dengan kapasitas mencapai 1.760 MW, PLTGU Jawa-1 menjadi pembangkit listrik berbahan bakar gas terbesar di Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×