Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas mengalami tren kenaikan yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan awal tahun 2018. Kenaikan itu, membuat perusahaan perhiasan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) lebih hati-hati dalam memproduksi.
Direktur Keuangan HRTA Deny Ong mengatakan, memang kenaikan memberi dampak positif pada penjualan perusahaan. Tetapi di saat yang sama, volume penjualan juga mengalami penurunan sebesar 5%.
Baca Juga: Belanja modal Hartadinata (HRTA) lebih banyak untuk penambahan toko ritel perhiasan
“Di semester I 2019 utilisasi produksi mencapai 39%, memasuki Agustus 2019 ketika naik kita agak ngerem,” katanya kepada Kontan.co.id pada Kamis (19/8).
Kenaikan harga emas itu membuat utilisasi produksi ditekan hanya di angka sekitar 34% dari kapasitas produksi HRTA.
Sebab, penjualan baik melalui grosir maupun toko, sama-sama mengalami penurunan volume penjualan. “Peritel yang membeli dari grosir kami lebih hati-hati dalam stok barang,” tambah Deny.
Baca Juga: Harga emas naik, Hartadinata (HRTA) optimistis pendapatan tahun ini Rp 3 triliun
Di akhir tahun, HRTA berencana menaikkan utilisasi produksi lagi di angka 39% dari kapasitas produksi. Pasalnya, terdapat pameran perhiasan tahunan yang jadi salah satu ajang untuk meningkatkan penjualan di 2019.
HRTA pun optimistis bisa mencatat penjualan sebesar Rp 3 triliun karena adanya kenaikan harga emas. Adapun pada tahun 2018, HRTA mencatat pendapatan penjualan sebesar Rp 2,74 triliun.
Sampai semester I 2019, HRTA mencatat pendapatan penjualan sebesar Rp 1,77 triliun atau tumbuh 15,39% dibanding capaian periode yang sama tahun 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News