kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak tembus US$ 70 per barel, bisnis eksplorasi migas berpotensi naik


Selasa, 09 Maret 2021 / 20:39 WIB
Harga minyak tembus US$ 70 per barel, bisnis eksplorasi migas berpotensi naik
ILUSTRASI. Harga minyak. REUTERS/Angus Mordant/File Photo


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tembusnya harga minyak mentah ke level US$ 70 per barel, diprediksi mampu mendorong kenaikan eksplorasi jasa pengeboran minyak bumi dan gas (migas). Mengutip Bloomberg, harga minyak jenis Brent Crude Oil untuk kontrak Mei 2021 sempat menyentuh level US$ 71,34 per barel pada perdagangan Senin (8/3) sekaligus jadi level tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Head of Corporate Communication Elnusa Wahyu Irfan mengungkapkan, sejatinya kenaikan harga minyak dunia tidak secara langsung berimbas pada kinerja perusahaan yang punya kode emiten ELSA tersebut.

"Umumnya kenaikan harga minyak dunia berpengaruh terhadap kegiatan eksplorasi kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Bila eksplorasi meningkat maka aktivitas jasa migas berpotensi mengalami kenaikan," ungkap Wahyu kepada Kontan, Selasa (9/3). 

Dia juga menambahkan kalau sementara ini, belum terlihat ada pengaruh signifikan kenaikan harga minyak terhadap investasi jasa pengeboran. Hanya saja, karena inovasi Hydraulic workover unit menjadi Hydraulic workover drilling unit, Elnusa berhasil menawarkan metode pengeboran sumur baru yang lebih kompetitif dibandingkan dengan jack up rig. 

Baca Juga: Kelanjutan penguatan harga minyak masih berat, tak didukung oleh naiknya permintaan

"Oleh karenanya, Elnusa berencana akan melakukan investasi untuk penambahan unit ini. Investasi tersebut akan mengikuti prospek pekerjaan yang berjalan," tambahnya. 

Adapun budget untuk penambahan unit tersebut bakal diambil dari total belanja operasional atau capex yang dianggarkan tahun ini yang mencapai Rp 600 miliar. Harapannya, penambahan unit bisa meningkatkan value pengeboran yang lebih kompetitif bagi KKKS. Selain itu, juga mampu memberikan kemudahan dalam hal perizinan dan mobilisasi, serta kehandalan teknologi sesuai kebutuhan. 

Terkait capaian kontrak Elnusa di awal tahun, Wahyu mengaku masih dalam progres yang positif di tengah kondisi makro industri yang penuh dengan ketidakpastian. "Secara target tahunan, kami berharap masih dapat membukukan revenue di atas Rp 7 triliun," ungkapnya. 

Untuk itu, pihaknya terus berupaya untuk menggapai peluang dalam berbagai aktivitas jasa migas agar bisa mengejar target produksi 1 juta bopd, sebagaimana yang dicanangkan pemerintah. Ke depan, Elnusa juga memfokuskan investasi yang jelas dalam mendukung kinerja serta target di masa depan. "Berbagai investasi jasa hilir yang mendukung distribusi dan logistik BBM Nasional juga terus dilakukan," tandasnya.

Selanjutnya: SKK Migas yakin gas JTB bisa mulai beroperasi pada tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×