kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,81   3,17   0.34%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga telur ayam menanjak sementara


Kamis, 10 Agustus 2017 / 14:05 WIB
 Harga telur ayam menanjak sementara


Reporter: Lidya Yuniartha, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pasca Lebaran, harga telur kembali menggelinding kencang. Berdasarkan pantauan Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, harga telur naik di kisaran Rp 17.500 - Rp 18.500 per kilogram (kg). Harga ini naik dibandingkan harga sebelum Lebaran yang jatuh di kisaran Rp 14.000 per kg.

Ketua Umum Pinsar Singgih Januratmoko mengatakan, kenaikan harga telur ini merupakan berkah bagi peternak. Apalagi kenaikan harga telur juga telah mencapai harga referensi yang ditetapkan pemerintah Rp 18.000 per kg. "Di sejumlah wilayah, harga telurnya sudah di atas harga referensi pemerintah, jadi peternak pasti senang," ujarnya ke KONTAN, Rabu (8/9).

Namun Singgih mengakui, ada beberapa wilayah yang harga telurnya turun. Seperti Blitar, Jawa Timur yang harganya sekitar Rp 16.500-Rp 17.500 per kg. Harga telur itu lebih rendah dari harga beberapa hari sebelumnya yang mencapai Rp 18.000 per kg.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Mashudi menambahkan, harga telur ayam di Blitar tergolong lebih baik meskipun terjadi sedikit penurunan. Sebab sebelumnya harga telur pernah jatuh di kisaran Rp 12.500 per kg. "Kalau dibandingkan waktu harga jatuh itu sudah naik. Tetapi harga pada bulan-bulan terakhir itu ada penurunan," jelas Mahsudi.

Sementara itu Koordinator Forum Peternak Layer (PLN) Ki Musbar mengatakan fluktuasi harga telur ayam cukup tinggi belakangan ini. Ia mengatakan mulai Rabu (9/8) harga telur kembali landai di kisaran Rp 16.700-Rp 17.000 per kg di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara di Jabotabek harganya Rp 17.500 per kg. Fluktuasi harga telur itu terjadi karena melemahnya daya beli masyarakat. Selain itu, kebijakan pemerintah yang membatasi Harga Eceran Tertinggi (HET) telur Rp 22.000 per kg juga menjadi alasan. "Idealnya HET telur itu Rp 25.000-Rp 28.000 per kg, karena pedagang mengeluarkan biaya transportasi yang cukup besar," ujarnya.

Menurutnya, harga telur bergerak naik pasca Lebaran karena sebagian besar ayam petelur dipotong untuk dijual. Pemotongan dilakukan karena harga daging ayam waktu itu cukup tinggi. Sementara saat ini ayam-ayam yang sudah disiapkan sebagai pengganti sudah mulai bertelur.

Dengan kondisi itu diperkirakan akan ada pasokan 9.000 ton telur per hari. Sehingga harga telur akan kembali turun. Untuk itu Musbar mendesak HET telur dinaikkan supaya harga telur ditingkat peternak tidak anjlok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Strategi Penagihan Kredit / Piutang Macet secara Dini & Terintegrasi serta Aman dari Jerat Hukum

[X]
×