Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Peternak boleh sedikit bernafas lega. Pasalnya berdasarkan data Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, harga telur di berbagai daerah pada tingkat peternak sudah mencapai harga referensi pemerintah atau sekitar Rp 17.500 - Rp 18.500. Sebelumnya, harga telur memang sempat berada di angka Rp 14.000 saat Lebaran.
Singgih Januratmoko, Ketua Umum Pinsar Indonesia menyebutkan, kenaikan harga tersebut mulai terjadi pasca Lebaran. Meski hanya terjadi kenaikan maksimal sebesar 5%, hal tersebut sudah dapat menyenangkan peternak.
"Sekarang memang sudah sama dengan harga referensi pemerintah. Rakyat sudah senang. Tetapi ada juga wilayah yang harganya melebihi harga itu," tutur Singgih kepada KONTAN, Selasa (8/8).
Sementara itu, harga telur di peternak blitar justru mengalami penurunan. Menurut Singgih, harga telur di Blitar hanya berkisar Rp 16.500 - Rp 17.500 per kg. Padahal, beberapa hari yang lalu harganya sudah pernah mencapai Rp 18.000. Sementara itu, harga di pedagang berkisar Rp 22.000 per kg. Menurut Singgih, penurunan harga tersebut juga diakibatkan melemahnya daya beli masyarakat.
Hal senada juga disampaikan oleh oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Mashudi. Meski begitu, dia mengakui harga tersebut sudah mengalami kenaikan, dibandingkan harga sebelumnya yang sempat merosot ke angka Rp 12.500 per kg.
"Kalau dibandingkan dengan waktu harga jatuh itu sudah naik. Tetapi harga pada bulan-bulan terakhir itu ada penurunan," jelas Mahsudi.
Singgih berharap, minggu depan harga telur di Blitar bisa kembali setidaknya ke harga referensi pemerintah. "Harapan kami minimal Rp 18.000 per kg di peternak. Kasihan peternak Blitar yang harganya janya Rp rp 17.500," ungkap Singgih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News