kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imlek datang, jeruk lokal dan Pakistan gantikan jeruk mandarin


Senin, 12 Februari 2018 / 19:12 WIB
Imlek datang, jeruk lokal dan Pakistan gantikan jeruk mandarin
ILUSTRASI. JERUK JELANG IMLEK


Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jeruk hasil tanaman lokal Indonesia serta jeruk kino dari Pakistan menggantikan kehadiran jeruk ponkam atau jeruk mandarin menyambut Imlek.

Hilangnya jeruk mandarin di pasaran terkait dengan aturan pemerintah yang melarang impor jeruk mandarin sejak Januari hingga Februari 2018. Bahkan, importir pun melakukan impor terakhir pada bulan Oktober 2017.

"Impor jeruk mandarin asal China dilarang pada periode Januari hingga Februari 2018," ujar Ketua Umum Asosiasi Eksportir Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia (Aseibssindo), Khafid Sirotuddin kepada KONTAN, Senin (12/2).

Khafid bilang pelaku usaha mendukung langkah pemerintah dalam membatasi impor. Penghapusan impor tersebut menghilangkan masalah kuota impor bagi produk hortikultura.

Asal tahu saja, jeruk merupakan komoditas yang memerlukan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dari Kementerian Pertanian (Kemtan) serta Surat Peresetujuan Impor (SPI) dari Kementerian Perdagangan (Kemdag). Sementara produk buah seperti pir, plum, berry, dan kiwi tidak memerlukan RIPH dan SPI untuk impor hanya menyampaikan laporan isi kontainer.

Penyelundupan buah kerap terjadi berbarengan dengan masuknya buah impor tanpa RIPH dan SPI terebut. Oleh karena itu pemerintah harus memperketat pengawasan pada komoditas tersebut.

Pengawasan itu terkait naiknya permintaan jeruk menjelang Imlek akan membuat harga tinggi. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengusaha untuk melakukan impor secara ilegal.

Mengingat pengiriman terakhir dilakukan pada periode September hingga Oktober 2017, Khafid yakin sebagian besar stok sudah rusak. Bahkan, kalau pun ada jumlahnya sedikit dan hanya beredar di daerah Jakarta dan sekitarnya.

"Kalau ada jeruk mandarin itu stok lama dan jumlahnya sedikit yang bisa dijual di wilayah Jabodetabek," terang Khafid.

Masuknya jeruk kini tidak meresahkan pedagang. Jeruk kino dari Pakistan dinilai lebih murah dari jeruk mandarin.

Khafid bilang harga jeruk mandarin di pasar bisa mencapai Rp 20.000 per kilogram (kg) hingga Rp 25.000 per kg. Sementara harga jeruk kino berada di bawahnya sekitar Rp 18.000 per kg.

Hilangnya jeruk mandarin di pasar terlihat di beberapa pasar. Pasar Manggarai tidak menampakkan jeruk mandarin yang biasanya dicari masyarakat menjelang hari raya imlek.

Tidak hanya di pasar tradisional, ritel modern pun menjual jeruk kino dan jeruk lokal. Hal itu untuk menggantikan jeruk mandarin.
Tidak terdapatnya impor jeruk mandarin dari China saat ini dibenarkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Dirjen Daglu), Kemdag, Oke Nurwan. "Tidak ada jeruk impor dari China," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×