Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Upaya pemerintah membuka pintu impor daging sapi dan kerbau dari India mendapat penolakan dari peternak dalam negeri. Pasalnya, India bukanlah negara yang bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sehingga importasi daging ini berpotensi membawa penyakit PMK kembali ke Indonesia.
Hal itu bisa berdampak signifikan pada peternakan lokal di mana sapi lokal bisa terkena PMK kembali. Selain itu, seluruh produk-produk pertanian Indonesia juga akan sulit masuk ke negara-negara yang bebas dari PMK
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternakan Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Rochadi Tawaf mengatakan, apabila pemerintah tetap bersikukuh memasukkan daging impor India ke Indonesia, maka pemerintah tidak menghargai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang sudah memutuskan melarang importasi daging berdasarkan zona.
Selain itu, peluang kerugian yang dialami Indonesia juga cukup besar, sebab Indonesia belum memiliki prosedur pengamanan dan proteksi dalam negeri sebagaimana ditetapkan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE). "Di Indonesia belum ada laboratorium yang memeriksa kondisi daging yang diimpor dan otoritas yang melakukan tanggap darurat," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (23/6).
Rochadi menjelaskan, hingga saat ini, OIE merilis India masih belum bebas dari PMK, termasuk dari segi zona. Untuk itu, Rochadi mendesak pemerintah tidak buru-buru melakukan importasi daging dari India karena berisiko besar bagi Indonesia. Selain para peternak lokal bakal rugi akibat harga yang bisa jatuh, para wisatawan Australia juga akan hati-hati datang ke Indonesia.
"Waktu Indonesia belum bebas PMK, setiap kapal dan pesawat kita yang mendarat ke Australia harus disemprot dulu agar tidak menyebarkan penyakit," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News