kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indosat getol menggarap infrastruktur bisnis data


Jumat, 12 Mei 2017 / 12:18 WIB
Indosat getol menggarap infrastruktur bisnis data


Reporter: Tantyo Prasetya | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) tahun ini semakin fokus mengoptimalkan lini bisnis layanan data. Maklum, kontribusi pendapatan dari layanan data perusahaan ini terbilang lumayan.

Merujuk pendapatan perusahaan ini tahun lalu yang tercatat Rp 29,2 triliun, kontribusi pendapatan data sudah mencapai Rp 10,3 triliun, berkontribusi 42,7% dari total pendapatan perusahaan ini. Sedang dari layanan suara dan pesan singkat, masing-masing sebesar Rp 7,6 triliun dan Rp 4,9 triliun.

Menurut Alexander Rusli, Chief Executive Officer PT Indosat Tbk, pihaknya memang ingin menggeber pendapatan layanan data lantaran pendapatan dari layanan suara dan pesan singkat sudah stagnan pertumbuhannya. "Voices hampir tidak growth. Kalau data, pelanggan tidak bertambah tetap growth. Kalau SMS sudah habis masanya," katanya saat peluncuran produk Freedom 5.0 di kantor pusat Indosat, Rabu (10/5).

Salah satu upaya mendongkrak pendapatan data adalah dengan menambah jaringan telekomunikasi. Alex - panggilan Alexander Rusli mengklaim, pihaknya tengah menambah jaringan telekomunikasi di berbagai daerah. Sayang, ia tidak merinci wilayah dan lokasinya.

Tapi, perluasan jaringan ini belum bisa terealisasi pada semester satu tahun ini. Ia berjanji hasil perluasan jaringan tersebut sudah bisa dimanfaatkan pelanggan di semester kedua tahun ini. "Yang utama adalah kapasitas sebagai bottleneck utama," tandasnya.

Selain memperluas jaringan, Indosat juga berharap bisa mendapatkan tambahan jaringan dari frekuensi. Nah, operator seluler ini tengah menanti hasil lelang frekuensi di 2,1 Ghz dan 2,3 Ghz yang diumumkan akhir bulan ini.

Alex berharap, Indosat bisa memenangkan tender tersebut. Sebab bila ini terjadi, pihaknya tidak perlu gencar membangun jaringan telekomunikasi via menara telekomunikasi atau BTS yang memakan dana besar. "Kami memang membutuhkan frekuensi," tandasnya.

Namun bila Indosat tidak memenangkan tender tersebut, pihaknya bakal terus ekspansi jaringan lewat menara telekomunikasi. Tapi bentuknya bukan memiliki tapi dengan sewa menara yang lebih hemat.

Selain itu, Indosat juga tengah mengembangkan jaringan fiber optik bawah laut sepanjang 9.000 kilometer (km) berlabel Indigo. Proyek kabel laut yang menghubungkan Singapura, Jakarta, Perth, Sydney tersebut digarap oleh konsorsium SingTel dan Telstra. "Sudah financial close dan saat ini lagi pilih kontraktor untuk narik kabel," timpal Alexander.

Bila proyek ini jalan, kontribusi ke Indosat baru 20%. Sementara tahun ini, Indosat membidik pertumbuhan bisnis antara 7,5%-8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×