kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri percetakan atur strategi bisnis


Rabu, 13 September 2017 / 07:05 WIB
Industri percetakan atur strategi bisnis


Reporter: Agatha Claudia Pascal | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Perusahaan penerbitan mulai menyusun strategi bisnis. Langkah tersebut di tengah bayang-bayang menyusutnya permintaan buku versi cetak alias fisik lantaran masyarakat mulai beralih ke bacaan format digital. Beberapa langkah, dengan mengkombinasikan lewat teknologi augmented reality hingga mengkonversi dalam bentuk e-book.

Chief Execitive Officer (CEO) PT Mizan Pustaka Yadi Saeful Hidayat mengatakan, saat ini penjualan buku cetak masih cukup menjanjikan. Namun, untuk menghadapi beban pajak yang tinggi serta persaingan dengan penerbit digital, Mizan terus mengembangkan berbagai inovasi produk.

Sebagai contoh, bentuk sinergi Mizan guna dapat bertahan di industri penerbitan adalah dengan menyediakan buku dalam format buku cetak dan e-book. Selain itu Mizan juga mengembangkan buku cetak yang ditambahkan ke perangkat digital.

Sekadar catatan, teknologi augmented reality ini merupakan penggabungan antara buku fisik dengan teknologi digital. Produk buku yang terintegrasi dengan augmented reality ini adalah produk buku untuk anak-anak atau buku interaktif. Setidaknya, sudah dua tahun terakhir, Mizan memulai melakukan pengembangan ke arah digital publishing ini.

Tidak kalah dengan Mizan Pustaka, PT Gramedia Asri Pustaka juga sudah mengembangkan aplikasi semacam augmented reality sejak 2 tahun-3 tahun lalu. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penjualan buku.

Sekretaris Perusahaan Gramedia Asri Media Yosef Adityo mengatakan, sejak tahun lalu perusahaan di bawah naungan Kompas Gramedia dan terafiliasi KONTAN ini sudah mengembangkan GramediaBook Tablet sebagai produk pengganti buku sekolah. Hingga saat ini ada lima sekolah yang yang menggunakan GramediaBook Tablet untuk kegiatan edukasi.

Guna lebih mendongkrak pendapatan, Gramedia gencar melakukan promosi, serta bekerja sama dengan layanan perpustakaan digital seperti e-jakarta dan e-pusnas. Bahkan, sejak tiga tahun lalu, Gramedia sudah memulai mengkonversi buku cetak ke e-book. Hingga saat ini sudah ada sekitar 13.000 e-book, dengan target akhir tahun 14.000 e-book.

Saat ini Gramedia berkolaborasi dengan penulis buku serta industri film untuk memproduksi film berdasarkan novel. Hasil kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan produk film, tapi juga turunannya, seperti penjualan merchandise, gim dan lainnya. Dengan skema tersebut, diharapkan meningkatkan pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×