kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri tekstil dan alas kaki ditarget naik 6,33%


Kamis, 14 April 2016 / 18:03 WIB
Industri tekstil dan alas kaki ditarget naik 6,33%


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor industri prioritas yang menjadi andalan masa depan. Untuk itu, tahun ini, laju pertumbuhan industri tekstil, kulit, alas kaki dan aneka ditargetkan naik 6,33%, dan berkontribusi sebesar 2,43% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional.

“Sektor industri TPT akan terus menguat, karena sifatnya yang padat karya dan menjadi 'Jaring Pengaman Sosial' yang mendukung pendapatan penduduk. Di lapangan, industri pakaian menjadi penyumbang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja," ujar Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Kemenperin Muhdori, dalam keterangan, Kamis (14/4).

Saat ini, industri TPT menempati ranking tiga ekspor nasional dan menyerap tenaga kerja hingga 2,79 juta orang dengan hasil produksi yang mampu memenuhi 70% kebutuhan sandang dalam negeri. Muhdori melanjutkan, sepanjang 2015, sektor TPT telah memberikan kontribusi 1,22% terhadap PDB Nasional dan surplus ekspor sebesar US$ 4,31 miliar.

Nilai ekspor TPT mencapai US$ 12,28 miliar, atau berkontribusi 8,17% dari total nilai ekspor nasional. Industri TPT juga memiliki andil besar dalam menyumbang devisa negara. Total investasi di sektor tersebut pada 2015 mencapai Rp 573 triliun, naik 16,9% dari 2014. Tercatat sektor TPT menyumbang 5,05% investasi PMA dan 3,07% investasi PMDN.

Meski kinerja industri tekstil sempat turun 4,79% pada 2015 akibat krisis ekonomi global, peluang pertumbuhan tahun ini masih sangat besar. Ini dikarenakan Indonesia dapat merespons krisis global secara tepat dan sudah mulai menunjukan perbaikan di sisi ekonomi nasional.

Terlebih lagi, kelas menengah yang menjadi lokomotif konsumsi nasional menyumbang cukup banyak pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, ketika pasar dunia tengah melemah, pasar domestik masih menjadi potensi besar.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusdiklat Industri Kemenperin Mujiyono mengatakan, sejumlah tantangan masih akan dihadapi pelaku usaha TPT, misalnya para pekerja yang belum banyak tersertifikasi sesuai keahliannya sehingga menghambat kemapuan penelitian dan pengembangan di sektor industri tersebut. Karenanya, Kemenperin mendirikan Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Bandung dan Solo sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan tenaga kerja industri tekstil yang kompeten dan berdaya saing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×