kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Strategi Kementerian ESDM untuk Kejar Target Lifting Migas di 2022


Rabu, 19 Januari 2022 / 16:26 WIB
Ini Strategi Kementerian ESDM untuk Kejar Target Lifting Migas di 2022
ILUSTRASI. Suasana kegiatan ekplorasi minyak bumi. ANTARA FOTO/Moch Asim/hp/18


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), Tutuka Ariadji mengungkapkan, berdasarkan hasil rapat dengan Komisi VII DPR, target lifiting minyak di sepanjang 2022 dipatok sebesar 703 MBOPD, lifting gas bumi 1.036 MBOEPD dan ICP rata-rata US$ 63/barrel. 

Adapun di sepanjang 2021 realisasi lifting minyak mencapai 647,89 MBOPD atau di bawah target yang telah dicanangkan sebelumnya yakni sebesar 705 MBOPD.  Sedangkan untuk lifting gas bumi sebesar 981,98 MBOEPD. Adapun realisasi ICP rata-rata sebesar US$ 68,47/barrel.

"Tahun 2022 merupakan tahun yang kritikal. Saat ini di 2022 dipersiapkan kick off atau lifting migas tidak turun terus, kami menargetkan dan mengupayakan dengan serius bersama KKKS yang lain untuk tidak turun lagi," jelas Tutuka dalam konferensi pers virtual, Rabu (19/1). 

Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan Investasi Migas Sebesar US$ 17 Miliar di Tahun 2022

Tutuka menjelaskan, seperti diketahui PT Pertamina memiliki potensi lifting migas, utamanya di Blok Rokan. Adapun PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) telah menargetkan pengeboran 400 sampai 500 sumur pada 2022. Dia menilai, untuk mengejar target pengeboran ini tidaklah mudah karena diperlukan mobilisasi yang cepat, logistik manajemen yang kompleks. 

Selain itu, pihak KESDM juga mewanti-wanti perihal unplanned shut down untuk ditanggulangi. 

Tak hanya itu, KESDM juga mencermati lapangan yang tidak dikembangkan. Pihaknya telah mengatakan ke Pertamina untuk menawarkan lapangan yang tidak dikembangkan kepada pihak-pihak yang serius dan punya kemampuan secara teknologi, finansial, dan sumber daya manusia (SDM) untuk turut serta membantu peningkatan produksi. 

"Dengan Permen ESDM No 23 tahun 2021 kami memberikan keleluasaan ke  Pertamina untuk bekerja sama dengan perusahaan yang serius," ujarnya. 

Adapun spesifik tentang KSO yang dikelola Pertamina, Kementerian ESDM mendorong Pertamina untuk memberikan skema bisnis lebih menarik sehingga KSO bisa tumbuh dan berkontribusi lebih baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×