kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Joint study Blok Natuna dengan PetroChina, Pertamina perlu konsultasi dengan ESDM


Kamis, 11 Januari 2018 / 20:14 WIB
Joint study Blok Natuna dengan PetroChina, Pertamina perlu konsultasi dengan ESDM
ILUSTRASI. LNG PetroChina


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PetroChina Indonesia telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Blok East Natuna. PetroChina bahkan siap melakukan joint study dengan PT Pertamina (Persero) di blok tersebut.

Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam menyambut baik ajakan PetroChina Indonesia untuk melakukan joint study di Blok East Natuna. Namun sebelum memulai joint study, Alam bilang Pertamina perlu berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terlebih dahulu.

"Tentu boleh saja mempunyai keinginan tersebut, tetapi tentu akan kami konsultasikan dengan ESDM," kata Alam, Kamis (11/1).

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM, Tunggal mengatakan, pemerintah menyerahkan sepenuhnya pengembangan Blok East Natuna kepada Pertamina, termasuk dalam bermitra dengan perusahaan migas di Blok East Natuna.

Seperti diketahui, PetroChina mengincar hak partisipasi East Natuna. Blok migas ini sudah lama tidak dimulai pengembangannya karena dianggap tidak ekonomis akibat kandungan Co2 yang cukup tinggi.

Biarpun begitu, President PetroChina Indonesia, Gong Bencai justru menyebut East Natuna sangat menarik bagi PetroChina. Alasannya PeteoChina sudah memiliki teknologi yang bisa memisahkan kandungan Co2.

PetroChina bahkan sudah mencoba teknologi tersebut di salah satu blok migas di China yang dikembangkan oleh PetroChina. "Kami punya teknologi di pusat riset. Kami sudah coba di blok dengan kandungan Co2 yang tinggi di China dan punya hasil yang bagus," klaim Gong.

Bahkan Gong bilang teknologi pemisah Co2 tersebut juga sudah diuji coba di Blok Jabung. Namun hasilnya baru tampak dalam beberapa tahun ke depan. PetroChina tampak cukup optimistis dengan teknologi yang mereka miliki. Biarpun untuk mengaplikasikan teknologi tersebut di Blok Jabung membutuhkan dana US$ 40 juta.

Namun dengan dukungan dari Pemerintah China dan juga kantor pusat PetroChina, Gong berujar PetroChina Indonesia tidak ragu-ragu untuk menggelontorkan dana demi mengembangkan Blok East Natuna.

"Sejak adanya One Belt One Road, Indonesia dapat perhatian investasi yang cukup penting, makanya Pemerintah China mendukung.  Sekarang kami masih berdiskusi dengan Pertamina, kami berharap bisa bergabung di blok East Natuna," ungkap Gong.

PetroChina menargetkan pada tahun ini bisa mulai melakukan joint study dengan Pertamina di East Natuna. Jika joint study sudah selesai dilakukan, PetroChina baru melakukan penawaran kepada Pertamina untuk membeli hak partisipasi di blok tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×