Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PetroChina mulai gencar menggarap aset-asetnya di Indonesia. Langkah ini diambil setelah dua blok utama mereka yakni Tuban dan Jabung terus mengalami penurunan produksi alamiah (natural decline).
PetroChina rencananya akan mengaktifkan lima blok yang selama ini tertidur alias tidak dikembangkan. Kelima blok tersebut adalah West Jambi II, Blok Selat Panjang, Blok South Jambi B, Blok Madura dan Blok Kepala Burung-Salawati Basin.
Gusmiran, Vice President Supply Chain Management & Operation Support PetroChina Indonesia mengatakan, kelima blok tersebut selama ini tidak dikerjakan karena manajemen PetroChina fokus pada Blok Jabung.
Untuk meningkatkan produksi kelima blok yang dimiliki tersebut, PetroChina akan melakukan kegiatan sesimik dan pengerjaan ulang (workover). "Dengan manajemen baru, kami ingin lebih agresif lagi," ujarnya, Rabu (10/1).
Sementara, Presiden PetroChina Indonesia Gong Bencai menambahkan, tahun ini PetroChina akan mengebor 16 sumur baru, mengerjakan ulang 17 sumur dan memelihara sumur (well service) sebanyak 123 sumur.
Selain masih mempertahankan blok Jabung, PetroChina akan berinvestasi di Blok Bangko. Agar berproduksi maksimal, PetroChina akan melakukan pengerjaan ulang sehingga ada peningkatan produksi minyak dari 7 barrels of oil per day (bopd) menjadi 600 bopd.
PetroChina juga berencana menyelesiakan plan of development (POD) untuk penemuan cadangan gas sebesar 5 juta sampai 10 juta kaki kubik. Jika proses POD sudah disetujui dan mendapatkan pembeli gas, maka proses konstruksi lapangan gas di Blok Bangko bisa dimulai pada tahun ini.
Dengan upaya PetroChina tersebut, diharapkan total produksi tahun ini dapat mencapai 100.000 barrel oil equivalent per day (boepd). Jumlah ini meningkat sekitar 5,2% dibandingkan produksi PetroChina sepanjang tahun lalu sekitar 95.000 boepd.
Untuk membiayai kegiatan tersebut, PetroChina sudah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di tahun ini sebesar US$ 59,9 juta. Selain itu disiapkan pula operation expenditure (opex) sebesar US$ 286,3 juta.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2017 jumlah capex sebesar US$ 43,9 juta dan opex di tahun itu sebesar US$ 201,9 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News