kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jual premium, modernisasi kilang Pertamina terhambat


Jumat, 22 Juni 2018 / 10:40 WIB
Jual premium, modernisasi kilang Pertamina terhambat
ILUSTRASI. Pengisian BBM jenis Premium di SPBU Pertamina


Reporter: Azis Husaini, Febrina Ratna Iskana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina saat ini dalam posisi dilematis. Proyek modernisasi kilang minyak plus pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur bisa terhambat. Penyebabnya: Perpres No 43 tahun 2018 yang mewajibkan Pertamina menjual  bensin  premium di Jawa Madura dan Bali. Adapun aturan lama Perpres No 191/2014 hanya mewajibkan Pertamina menjual premium di luar Jawa  Madura dan Bali.

Dengan aturan tersebut, kilang Pertamina saat ini tidak bisa dimodernsisasi. Jika nekat melakukan modernisasi, Pertamina tidak bisa memproduksi premium. Adapun konsep awal modernisasi dan pembangunan kilang minyak adalah untuk bisa memproduksi bensin dengan kualitas tinggi.

Proyek bernama grass root refinery (GRR) di Tuban dan modernisasi empat kilang yang telah ada lewat refinery development masterplan (RDMP) akan memproduksi bensin dengan standar emisi Euro 4 bahkan setara Euro 5.

Setali tiga uang, proyek modernisasi dan pembangunan kilang baru juga sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No P20/MENLHK/SETJEN/KOM/1/3/2017 yang akan diterapkan bulan September 2018.

Aturan itu menetapkan badan usaha agar menyediakan bahan bakar dengan spesifikasi bensin research octane number (ron) minimal 91 dan kandungan sulfur maksimal 50 ppm. Lalu diesel cetane number minimal 51, kandungan sulfur maksimal 50 parts per million (ppm) dan viscosity 2-4,5 mm2/s.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatman Sardjito menyatakan, rencana pembangunan dan pengembangan kilang Pertamina bisa berubah dengan kewajiban penjualan premium di seluruh Indonesia. "Kalau semua sudah diubah premium, semua rencana berubah. Ngapain bikin RDMP kalau pakainya premium?" katanya, Kamis (21/4).

Saat ini tangki timbun yang berada di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang semula diisi oleh pertalite terpaksa digunakan untuk premium.  Makanya proyek kilang Pertamina seperti jalan di tempat. Hingga saat ini yang  perkembangannya terlihat jelas baru proyek RDMP Balikpapan tahap I. Kilang RDMP Balikpapan untuk produksi bensin Euro 4 dan Euro 5.

Adiatma mengungkapkan, proyek RDMP Balikpapan akan segera masuk tahapan groundbreaking. Pertamina  telah menyelesaikan pembangunan apartemen untuk para pekerja  di proyek RDMP Balikpapan.

Selain itu, BUMN tersebut sudah menyelesaikan beberapa infrastruktur pendukung. Seperti pembangunan jetty yang akan digunakan sebagai pelabuhan angkutan barang. "Fase 1 jetty Balikpapan sudah selesai. Persiapan infrastruktur jetty sudah beres," ujarnya.

Dengan kemajuan tersebut, Adiatma menyebutkan  Pertamina sudah siap untuk melakukan groundbreking fase 1 RDMP Balikpapan. "Tinggal menunggu seremoni. Dari Desember sudah jalan," katanya. Proyek RDMP Fase 1  diharapkan bisa beroperasi pada tahun  2021 mendatang.

Pengamat Energi dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan,  kebijakan wajin menjual premium menyebabkan Pertamina sebagai korporasi dirugikan. "Namun sebagai BUMN Pertamina relatif tidak bisa berbuat banyak karena pemerintah selaku pemegang saham memiliki kewenangan untuk mengintervensi," ungkap Komaidi.

Ia menjelaskan, penyesuaian roadmap proyek kilang minyak akan melihat dulu sampai seberapa jauh premium dipasarkan. "Apakah dalam jangka panjang atau hanya sampai dengan tahun  2019 saja?" ujarnya.

Jika hanya sampai tahun 2019, berarti rencana kilang Pertamina yang nantinya akan memproduksi BBM setara Euro 4 masih ekonomis dilanjutkan.  Sayangn, Jurubicara Kementerian ESDM Agung Pribadi belum bisa memberikan konfirmasi soal proyek pembangunan kilang Pertamina terhambat atas keluarnya Perpres No 43/2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×