kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemhut menargetkan 400.000 ha hutan bioenergi


Kamis, 24 Juli 2014 / 17:50 WIB
Kemhut menargetkan 400.000 ha hutan bioenergi
ILUSTRASI. Area produksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).


Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kementerian Kehutanan (Kemhut) akan mengembangkan Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk menghasilkan bioenergi seluas 400.000 hektare (ha) dalam lima tahun mendatang. Cara ini diyakni dapat membantu mengatasi krisis energi nasional. 

Untuk pengembangan ini, Kemhut dan Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (Kementerian ESDM) hari ini menandatangani nota kesepahaman Pengembangan Bionergi Berbasis Hutan Tanaman. Kemhut menargetkan dalam lima tahun ke depan ada 50 perusahaan HTI yang turut bergerak dalam produksi bioenergi ini. 

Dirjen Bina Usaha Kehutanan Kemhut Bambang Hendroyono mengatakan, saat ini ada 254 unit izin HTI dengan luas areal pengeloaan 10,3 juta ha. Bagi perusahaan yang tertarik terlibat program pengembangan hutan energi, Kemhut akan memberi izin perubahan rencana kerja. "Ada empat jenis tanaman yang potensial dikembangkan sebagai hutan tanaman energi, nyamplung, bintaro, kamelina, dan kaliandra. Jenis tersebut itu masuk kategori cepat tumbuh dan bisa menghasilkan kalori energi yang tinggi," kata Bambang, Kamis (24/7). 

Seperti diketahui tanaman nyamplung dan bintaro dimanfatkan buahnya untuk menghasilkan biofuel, sementara kamelina dan kaliandra bisa dimanfaatkan sebagaia energi biomassa. Menurut Bambang, program pengembangan hutan tanaman energi adalah pengembangan hutan tanaman bukan hanya untuk penyediaan bahan baku bagi industri kayu, namun juga untuk mendukung ketahanan energi dan pangan. 

Dirjen energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pengembangan hutan tanaman energi memastikan keberlanjutan pasokan demi tercapainya program pemerintah untuk mendorong penggunakan energi terbarukan.

Untuk mengembangkan energi terbarukan, pemerintah menjalankan program pencampuran bahan bakar nabati sebesar 10%  pada bahan bakar minyak (BBM) atau B10. Persentase bahan bakar nabati akan ditingkatkan menjadi 20% pada tahun 2016, yang diperkirakan mencapai 8 juta kiloliter.“Pengembangan hutan energi adalah solusi energi untuk saat ini dan masa yang akan datang,” kata Rida. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×