kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemperin dorong ekspor mamin ke Jepang


Kamis, 22 Februari 2018 / 17:18 WIB
Kemperin dorong ekspor mamin ke Jepang
ILUSTRASI. ilustrasi ekspor


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) bersama Pemerintah Prefektur Fukuoka, Jepang menjajaki pertemuan bisnis antara pelaku industri kedua negara khususnya di sektor agro untuk menjalin kemitraan sekaligus guna menarik investasi dan mendongkrak ekspor.

“Pada tahun 2017, mereka menyatakan salah satu negara sasaran untuk program ke depannya adalah Indonesia dengan fokus di sektor agribisnis dari hulu sampai hilir,” kata Panggah Susanto, Dirjen Industri Agro Kemperin  pada acara Business Matching, Kamis (22/2).

Panggah menuturkan, sebagai persiapan sebelum acara tersebut, pihaknya telah melakukan kunjungan kerja ke Fukuoka guna membahas proposal perencanaan bisnis dan melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan industri agro setempat.

Menurutnya, Pemerintah Prefektur Fukuoka telah menjalankan Asia Business Delegation Program sejak 2014. “Program ini bertujuan untuk melakukan temu bisnis dan pertukaran informasi dengan pemerintah negara-negara di Asia,” terang Panggah.

Pada acara Business Matching, Kemperin mengundang pelaku industri agro Indonesia untuk mempromosikan produk-produk unggulannya, antara lain produk olahan rumput laut, kakao, teh, kopi, singkong, madu hutan, serta bahan makanan baik organik dan non organik. Selain itu menampilkan pula produk makanan hasil sektor industri kecil dan menengah (IKM).

Kemperin mencatat, industri makanan dan minuman (mamin) memberikan kontribusi 34,33% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas nasional pada tahun 2017.

Sementara itu, ekspor industri mamin nasional ke Jepang mencapai US$ 800 juta pada tahun 2017. Nilai ekspor tersebut tanpa mengikutsertakan CPO senilai US$ 212 juta. “Sedangkan, nilai impor produk makanan dan minuman Jepang ke Indonesia sekitar US$ 35 juta, sehingga kita masih surplus,” ungkap Panggah.

Beberapa produk industri agro nasional yang berpotensi menembus pasar Jepang, antara lain produk olahan rumput laut, ikan, kopi, cokelat, singkong dan rempah-rempah. “Ini yang perlu kita kembangkan untuk ekspor ke sana, karena belum terlalu banyak. Kami juga mendorong pelaku IKM kita bisa terlibat,” imbuh Panggah.

Menurut Panggah, acara Business Matching dengan Prefektur Fukuoka merupakan platform yang ideal bagi para buyers dan supplier di Indonesia dan Jepang untuk memperluas pangsa pasarnya di Asia Timur. Oleh karena itu, diharapkan seluruh peserta dapat memanfaatkan secara maksimal kesempatan ini untuk melakukan komunikasi bisnis dan pertukaran informasi yang produktif sehingga dapat terjalin kerja sama bisnis yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak.

Ketua Delegasi Fukuoka Kenji Narita mengungkapkan, untuk memulai business to business (B2B) sebaiknya perlu dilakukan kerjasama antara government to government (G2G) terlebih dulu. “Kami sudah kunjungi beberapa perusahaan makanan yang diperkenalkan oleh Kemperin. Ini pertama kali kami penjajakan industri agro ke Indonesia,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×