kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,99   7,54   0.82%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemprin: Prospek industri kosmetik dalam negeri masih cerah


Kamis, 19 Juli 2018 / 15:10 WIB
Kemprin: Prospek industri kosmetik dalam negeri masih cerah
ILUSTRASI. Kosmetik Purbasari


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemprin) terus memacu pengembangan industri komestik di dalam negeri agar lebih berdaya saing global. Pasalnya, prospek bisnis kosmetik ini masih cukup kemilau di masa mendatang. 

Apalagi, permintaan di pasar domestik dan ekspor semakin meningkat, seiring tren masyarakat yang mulai memperhatikan produk perawatan tubuh sebagai kebutuhan utama.

Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemprin, Achmad Sigit Dwiwahjono menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu pasar produk kosmetik yang cukup potensial. “Sehingga usaha ini dapat menjanjikan bagi produsen kita yang ingin mengembangkannya,” ungkap Sigit dalam siaran persnya, Kamis (19/7).

Tahun 2017, industri kosmetik nasional tumbuh mencapai 6,35% dan naik menjadi 7,36% di triwulan I-2018. “Artinya, kinerja sektor ini mampu di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan kami perkirakan sepanjang tahun 2018 bisa tembus hingga 7%, sejalan dengan pertumbuhan startup dan kebutuhan konsumen yang kian berkembang,” papar Sigit.

Di samping itu, industri kosmetik di dalam negeri bertambah sebanyak 153 perusahaan pada tahun 2017, sehingga total saat ini mencapai lebih dari 760 perusahaan. Dari total tersebut, sebanyak 95% industri kosmetik nasional merupakan sektor industri kecil dan menengah (IKM) dan sisanya industri skala besar.

“Dari industri yang skala menengah dan besar, beberapa dari mereka sudah mengekspor produknya ke ke negara-negara di Asean, Afrika, Timur Tengah dan lain-lain,” tuturnya. Pada tahun 2017, tercatat nilai ekspor produk kosmetik nasional mencapai US$ 516,99 juta, naik dibanding tahun 2016 sebesar US$ 470,30 juta.

Ketua Umum Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) Sancoyo Antarikso meyakini, pasar produk kosmetik di Indonesia berpotensi terus tumbuh seiring dengan tren penggunaan yang semakin berkembang. 

Oleh karenanya, produsen kosmetik di dalam negeri dituntut dapat memenuhi selera konsumen saat ini apabila tidak ingin kalah bersaing dengan produk impor. 

“Untuk mengetahui tren permintaan produk kosmetik, kami aktif mengadakan pameran setiap tahun yang mengundang para pemain global di bidang bahan baku, kemasan, dan mesin,” ujar Sancoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×