kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemtan minta benih untuk peremajaan kebun sawit 190.000 ha


Rabu, 21 Februari 2018 / 17:18 WIB
Kemtan minta benih untuk peremajaan kebun sawit 190.000 ha
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Perkebunan Bambang saat pembukaan seminar kelapa sawit


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana meremajakan kebun sawit rakyat seluas 185.000 hektare (ha) tahun ini. Untuk replanting ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) sudah meminta produsen benih sawit untuk kebutuhan lahan seluas 190.000 ha.

"Ini disiapkan untuk mengantisipasi rafaksi benih, jadi dari kebutuhan untuk 185.000 ha itu disiapkan 190.000 ha," ujar Bambang, Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan), Rabu (21/2).

Bambang menambahkan, produsen benih pun harus diberikan keyakinan dan kepastian bahwa benih tersebut dibeli. Apalagi, benih sawit tergolong mahal sehingga membutuhkan dana yang besar.

"Jangan sampai nanti sudah dibibitkan, tidak ada kepastian. Kalau ada kelambatan-kelambatan harus diselesaikan. Program ini harus cepat direalisasikan," tambah Bambang.

Menurut Bambang, benih sawit yang akan digunakan tidak perlu diragukan mutunya. Pasalnya, menurut Bambang produsen benih sawit di Indonesia memiliki mutu benih yang baik dan bersertifikat. Bahkan, dia optimistis produsen benih dapat memenuhi kebutuhan di Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan eksportir benih sawit.

Dalam program replanting kebun kelapa sawit ini, petani akan diberikan Rp 25 juta per hektare dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Dana tersebut akan digunakan petani untuk membeli benih dan pupuk yang dibutuhkan untuk replanting. Bambang bilang, penggunaan dana ini akan diawasi oleh semua pihak sehingga bisa digunakan dengan baik.

Menurut Bambang, terdapat beberapa pola yang bisa digunakan petani dalam mendapatkan benih ini. Bisa dengan pola petani yang bermitra dengan industri benih dalam menyiapkan benih yang dibutuhkan, bisa juga melalui kerja sama antara produsen benih dengan penangkar, atau kelompok masyarakat yang bermitra dengan penangkar benih.

Lebih lanjut dia memastikan, benih yang didapatkan petani akan benih yang bersertifikat. "Semua pemanfaatan dana itu dipantau oleh para pejabat di daerah, dan pengawalan dari Ditjenbun dan BPDPKS bahwa setiap usulan anggaran itu untuk membeli benih yang bersertifikat," tutur Bambang.

Bambang berharap, program peremajaan kebun sawit tahun ini bisa berjalan dengan baik. Dia pun mengatakan, dibutuhkan bantuan dari semua pihak untuk menyukseskan replanting ini. Dia pun berharap pelaku usaha dapat bermitra dengan petani untuk menjalankan replanting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×