kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,46   -25,27   -2.62%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Layanan lengkap dalam satu atap


Jumat, 10 Maret 2017 / 17:56 WIB
Layanan lengkap dalam satu atap


Reporter: Agung Jatmiko, Dina Mirayanti Hutauruk, Roy Franedya | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tingkat pendapatan masyarakat Indonesia yang terus meningkat ternyata seiring dengan berkembangnya aktivitas baru. Sekarang masyarakat di tanah air lebih sering melakukan perjalanan wisata (travelling).

Dalam aktivitas ini ternyata tidak banyak masyarakat yang mau menghabiskan uangnya untuk menyewa kamar hotel yang mahal. Hal inilah yang membuat hotel budget, hotel ekonomi hingga hotel bintang empat berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, Tauzia Hotel Management punya pandangan berbeda menyikapi hal ini. Alih-alih tetap fokus mengembangkan hotel bintang tiga dan bintang empat yang selama ini digeluti,  operator hotel ini malah mulai melebar menjadi pengelola bintang lima, lewat label Harris Vertu.

Hotel bintang lima yang terletak di kawasan Harmoni, Jakarta ini sudah soft opening pada Januari lalu dan bakal diresmikan pada akhir Maret ini. Hotel berkapasitas 240 kamar ini berada satu gedung dengan Yello Hotel yang dioperasikan oleh Tauzia. 

Hotel berkonsep era tahun 1930-an ini dibangun dengan investasi US$ 120.000 per kamar. Artinya, total investasi hotel ini mencapai US$ 28,8 juta. Biasanya, Tauzia dalam membangun hotel bintang empat membutuhkan investasi antara US$ 70.000 sampai US$ 80.000 per kamar.

Presiden Direktur Tauzia Hotel Management Marc Steimeyer mengatakan, ada beberapa alasan Tauzia melebarkan sayap ke bisnis hotel bintang lima. Pertama, mengakali harga tanah di pusat kota yang semakin mahal.

Di kota-kota besar, sudah tidak saatnya lagi mengembangkan hotel berkapasitas kecil karena harga tanah yang tinggi akan membuat biaya meningkat. 

Dus, cara mengakalinya, yakni dengan menambah kapasitas hotel atau meningkatkan brand position. Kedua, manajemen Tauzia merasa perlu menyempurnakan portofolio produk yang mereka tawarkan.

Selain itu, sebagai ajang pembuktian pada pihak lain bahwa Tauzia memiliki kemampuan dan tenaga ahli dalam mengembangkan dan menjalankan hotel mewah.

Steimeyer menambahkan, perusahaannya menghadirkan hotel Vertu Harris karena ada permintaan dari konsumen. Konsumen loyal Hotel Harris kelas atas menginginkan adanya hotel yang memenuhi ekspektasi mereka dalam hal layanan hotel mewah. 

“Keahlian manajemen, kualitas layanan dan kapasitas dalam inovasi yang dimilik Tauzia harus diterapkan pada semua segmen, tidak hanya hotel budget, hotel ekonomi, hotel skala menengah tetapi juga harus dalam hotel bintang lima atau boutique hotel,” ujar dia.

Konsep berbeda

Hadirnya bintang lima ini membuat Tauzia kini punya layanan hotel hampir di semua segmen. Kini Tauzia memiliki enam merek. Sebelum Harris Vertu, ada Pop! Hotels, Yello Hotels, Fox Harris, Harris Hotels, dan Preference Hotels.

Marc mengatakan, persaingan dalam hotel bintang lima di Jakarta memang sangat ketat. Agar dapat bersaing, Tauzia sudah menyiapkan langkah strategis. Pertama, penggunaan nama Harris. Nama Hotel Harris sudah dikenal masyarakat di tanah air. 

Penggunaan nama Harris untuk hotel bintang lima milik Tauzia akan mempermudah manajemen dalam memperkenalkan hotel tersebut. Di beberapa tempat, pada Hotel Vertu akan diberikan warna oranye yang sangat identik dengan hotel Harris. Jadi Tauzia tidak perlu lagi membangun brand hotel barunya dari awal yang membutuhkan banyak waktu dan biaya. 

Kedua, menawarkan konsep hotel yang berbeda. Hotel Vertu menawarkan konsep tahun 1930-an dengan sentuhan Prancis. Konsep hotel yang ditawarkan akan berbeda dengan hotel yang lainnya. Hotel Vertu akan mengekspresikan konsep joy of life yang diidentikkan dengan musik jazz, kegiatan mode dan film (sinema). 

Steimeyer mengatakan, pasar saat ini sangat kompleks dan terbagi dalam beberapa sub segmen. Untuk kelas atas hotel bintang lima, ada empat segmen. Paling rendah entry point dan tertinggi delux atau luxury. Hotel Vertu membidik segmen entry point.

“Persaingan ada di segmen hotel bintang lima delux. Pada tahun pertama ini, kami menargetkan tingkat okupansi Hotel Harris Vertu Harmoni bisa mencapai 60%-65%,” ujarnya. 

Setelah Harris Vertu Harmoni, Tauzia juga bakal mengoperasikan hotel sejenis di Nha Trang, Vietnam dengan kapasitas 1.000 kamar. Hotel yang masih tahap konstruksi ini baru bisa beroperasi pada tahun 2019.

Saat ini, Tauzia telah mengoperasikan 49 hotel dengan kapasitas 8.459 kamar. Sementara itu, ada 64 hotel yang masih 
dalam tahap konstruksi dengan total kapasitas mencapai 10.051 kamar.

Selain itu, operator yang berdiri tahun 2001 ini juga akan mengelola World Hotels, yakni master franchise yang menyasar segmen mewah. Saat ini, Tauzia tengah membangun tiga World Hotel di Bali yang akan beroperasi mulai tahun 2018.

Rata-rata okupansi hotel Tauzia sekitar 65%-70%. Yang paling bagus ada di Jakarta dan Surabaya, antara 70%-75%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×