kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lolos dari kelangkaan BBM, warga Maumere nantikan lebih banyak SPBU


Selasa, 31 Juli 2018 / 11:35 WIB
Lolos dari kelangkaan BBM, warga Maumere nantikan lebih banyak SPBU


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - MAUMERE. Perjalanan dari Ende menuju Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan waktu tempuh 4 jam dengan jarak 143 kilometer. Sepanjang jalan menuju Maumere berkelok-kelok melewati bebukitan. Hampir tak terlihat angkutan umum yang melintasi jalanan ini, hanya kendaraan roda empat pribadi, motor, dan sesekali minibus.

Dalam perjalanan sejauh 143 kilometer ini, tak ditemukan satu pun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sekitar 40 kilometer mendekati Kota Maumere, baru terdapat SPBU.

Sayang, SPBU itu juga tidak melayani jual beli bahan bakar minyak. “SPBU itu bukanya hanya kadang-kadang saja, juga hanya melayani nelayan,” ujar pengemudi perusahaan travel dari Maumere, Yamin kepada Kontan.co.id, Selasa (31/7).

Yamin harus memastikan tangki mobilnya terisi penuh setiap kali ia akan menempuh jalanan dari Ende ke Maumere, pun sebaliknya. Sejauh perjalanan antara Maumere ke Ende, SPBU hanya dapat ditemukan di pusat kota Ende dan Maumere.

“Kita tidak berani jalan sebelum mengisi bensin penuh, harus ngisi penuh dulu, soalnya tidak ada SPBU sepanjang perjalanan,” katanya.

Beberapa warung di pinggir jalan, menyediakan Pertalite atau bensin eceran yang diisi dalam bekas botol plastik air mineral 1,5 liter, itupun tak penuh atau hanya terisi satu liter Pertalite. Satu botolnya dibanderol dengan harga Rp 13.000. Yamin bercerita, pernah waktu masa-masa sulit menemukan BBM sekitar empat-lima tahun lalu, penjual eceran itu memasang harga Rp 50.000 per botol.

“Ya meski mahal tetap ada yang beli, soalnya kan memang butuh juga. Mereka (pedangang bensin eceran) biasanya membeli dari SPBU di pusat kota, kalau SPBU di Ende bisa beli memakai jirigen, kalau di Maumere tidak bisa, tidak boleh. Paling mereka membeli pakai motor dengan ukuran tangki yang cukup banyak atau beli pakai mobil,” papar Yamin.

Sementara untuk di kota Maumere saat ini persediaan BBM terpenuhi, hal ini dapat terlihat dari adanya beberapa titik SPBU. Salah satu warga Maumere, Maria mengaku sudah dua tahun terakhir tidak ada kelangkaan BBM.

“Terakhir dua tahun yang lalu, pernah kita sampai antre kalau mau beli bensin, waktu itu sampai tiga atau empat hari,” kenang Maria, Senin (30/7).

Begitu pula dengan harganya, saat ini harga premium masih sama dengan harga yang ditentukan. Begitu juga pedagang bensin eceran yang berada di pinggir jalan Maumere, harganya masih di kisaran 7.000 sampai 8.000 per botol.

Sementara menurut Operation Head Terminal BBM Maumere, Hardjito memastikan harga BBM sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Harga tetap mengikuti dari pusat, akan tetapi yang membedakan jarak distribusinya. "Semakin jauh jarak distribusinya, semakin mahal harga ecerannya," ungkap Hardjito.

Kebutuhan BBM khusus untuk wilayah Maumere sendiri masing-masing 300 KL untuk solar, 150 KL premium, Pertamax sabanyak 10 KL, Pertalite 65 KL, minyak tanah 65 KL dalam sehari. "Permintaan solar masih mendominasi lantaran ada beberapa industri," ungkapnya.

Saat ini, PT Pertamina (Persero) tengah melakukan proyek pembangunan pengembangan Terminal BBM di Maumere, Sikka, NTT yang dimulai pada Senin (30/7) dan ditargetkan rampung pada 2020.

Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur PT Pertamina, Gandhi Sriwidodo mengungkapkan pembangunan tangki baru nantinya mampu menambah kapasitas 70.000 kilo liter (KL). "Sebelumnya kapasitas TBBM Maumere 20.000 KL, nanti jadi 90.000 KL," katanya.

Ia berharap, dengan pengembangan ini mampu mewujudkan cita-cita pemerintah dalam program BBM Satu Harga. “TBBM ini berperan sebagai point supply utama di wilayah Nusa Tenggara Timur, seperti Bima, Waingapu, Reo, Kalabahi, Atapupu, Larantuka hingga ke Kupang akan menerima BBM dari Terminal BBM Maumere ini. Sehingga dapat mengurangi biaya distribusi sebesar 20%," ujar Gandhi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×